Sabtu, 12 April 2025 16:55:15

Roots Day Pesantren, Cara Agen Perubahan Cegah Perundungan dan Wujudkan Ma’hadiy Jannati

:


Oleh MC KOTA MALANG, Jumat, 24 Maret 2023 | 11:40 WIB - Redaktur: Tobari - 363


Malang, InfoPublik - Bullying atau perundungan masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan menangani perundungan di Satuan Pendidikan Ramah Anak.

Salah satunya dengan kegiatan ‘Roots’ yang di lakukan di Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah, Kota Malang.

‘Roots’ merupakan kegiatan pencegahan perundungan yang mengandalkan anak/santri yang berpengaruh. Merekapun disebut Santri Agen Perubahan.

Santri Agen Perubahan dipilih oleh santri lainnya karena dianggap mereka yang paling banyak berinteraksi dengan para teman-teman sebayanya.

Santri Agen Perubahan menjadi pelopor untuk menyebarkan pesan dan menjadi contoh di lingkungan pesantren khususnya kepada teman sebaya.

Program ini merupakan dukungan UNICEF (United Nations Children's Fund) Indonesia melalui Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) Klaten, Jawa Tengah dan Lembaga Pelatihan dan Konsultan Inovasi Pendidikan Indonesia (LPIKIPI) Jawa Timur .

Hari ini, Selasa (20/3/2023) dilaksanakan Roots Day yang merupakan puncak dari kegiatan Roots Pencegahan Bullying setelah Agen Perubahan dilatih oleh fasilitator selama 15 kali pertemuan.

Nyai Hajjah Anik Zulaikha sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah menyampaikan dalam sambutannya bahwa dengan adanya Roots Day, insyaallah Pesantren Al Hayatul Islamiyah semakin berkomitmen untuk mencegah perundungan dan mewujudkan Madrasati Jannati.

Sementara itu Child Protection Specialist UNICEF Perwakilan Kantor Jawa Naning Puji Julianingsih menekankan dalam pelaksanaan Roots Day, ini adalah pesantren pertama di Jawa Timur dan Pesantren ketiga setelah Pondok Pesantren Al Anwar 4 Sarang dan Pondok Pesantren Alhamdulillah Kemadu Sulang Jawa Tengah.

“Semoga ini menjadi contoh Pesantren Ramah Anak, pesantren yang aman, nyaman, bebas dari kekerasan sebagai Pesantrenku Syurgaku,” harapnya.

Mengapa pesantren menjadi penting? Karena anak-anak yang tinggal di pesantren adalah mereka yang akan menjadi pemimpin menggantikan kita, sebagai generasi kita.

Sehingga di masa ini anak harus mendapatkan pengasuhan yang positif, dan lingkungan yang mendukung, sehingga maksimal dalam tumbuh kembangnya dan tumbuh menjadi manusia manusia teladan,

Naning juga memberikan apresiasi kepada Santri Agen Perubahan, semua santri dan para ustaz ustazah yang sudah berjuang untuk perubahan lebih baik dan bahkan sudah berikrar untuk mengusahakan untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di pesantren secara lantang.

Kasi Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah Kantor Kementerian Agama Kota Malang Drs. Chandra M.Pdi yang pada kesempatan ini turut hadir menegaskan pihaknya mendukung penuh Al Hayatul untuk Program Roots ini.

Selanjutnya akan kami coba masukkan dan mengakomodir ke dalam program anggaran PD Pontren. Akan dikembangkan ke lembaga-lembaga di bawah kami.

Ada 74 Pondok Pesantren di Kota Malang yang membutuhkan program seperti ini, maka melalui bidang PD Pontren akan mengembangkan kegiatan Roots ini ke Pondok Pesantren lainnya.

"Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi yang akan mewujudkan Ma’hadiy Jannati pesantren aman dan nyaman tanpa kekerasan,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan perwakilan dari Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Dr. Triyanto. Kemenag sangat mendukung kegiatan ini. Al-Hayatul Islamiyah akan dijadikan pesantren pioner untuk kegiatan Pencegahan Bullying di Jawa Timur.

Kemenag juga berjanji akan mengimbaskan program ini kepada semua pesantren. Kami mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini.

"Di Jawa Timur sendiri sudah tiga program yang bisa diintegrasikan dengan pencegahan bullying, pertama Pesantren Ramah Santri, kedua Pesantren Sehat, dan ketiga Pesantren Digital,” jelasnya.

Roots Day kali ini dihadiri oleh seluruh santri Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah, para ustaz/ ustazah, Pengasuh dan Pengelola Pesantren, Perwakilan Kanwil Kemenag Jatim, Perwakilan kemenag Kota Malang , Perwakilan orang tua santri, UNICEF dan Mitra.

Dalam kegiatan ini Agen Perubahan mengampanyekan perilaku positif dan pesan antiperundungan kepada warga pesantren melalui berbagai karya seni seperti drama, puisi, dan terakhir Ikrar Pencegahan Bullying.

Pada kesempatan ini juga ditampilkan hasil kegiatan agen perubahan selama 15 kali pertemuan, seperti poster, infografis, photobooth, dan permainan ular tangga.

Harapannya dengan kegiatan ini, seluruh pihak madrasah akan tetap mendukung pelaksanaan program Roots, sehingga terwujud Ma’hadiy Jannati, pesantren yang aman dan nyaman tanpa kekerasan dan bullying. (Malang/toeb)