Wabup Gresik Ajak Masyarakat Lestarikan dan Rawat Tradisi

:


Oleh MC KAB GRESIK, Selasa, 13 September 2022 | 08:12 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 272


Gresik, InfoPublik - Wakil Bupati Gresik Aminatun HabibahMinggu (11/9/2022) sore menyebut haul Nyai Ageng Tumengkang Sari dan bari'an/sedekah bumi, mampu menjadi ajang silaturahmi dan upaya merawat sejarah atau budaya Islam yang ada di Kabupaten Gresik. Untuk itu Wabup berharap tradisi ini dapat terus dilestarikan.

"Atas nama pemerintah Kabupaten Gresik, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus yayasan makam sumur songo yang sudah merawat, melestarikan tradisi budaya dan aset sejarah Islam di Kabupaten Gresik Nyai Ageng Tumengkang Sari,"ujarnya.

Wabup menambahkan, Sebagai cucu Sunan Giri, Nyai Ageng Tumengkang Sari kala itu juga sangat berjasa pada perkembangan Islam di wilayah Gresik. Semasa hidupnya beliau juga dikenal sebagai perempuan yang ahli dalam pembuatan jamu (pengobatan) dan kebidanan dengan menolong ibu-ibu yang akan melahirkan,"imbuhnya.

"Bahkan sampai sekarang sebagian masyarakat masih percaya, yaitu dengan bermunajad di pusara Nyai Ageng Tumengkang Sari supaya proses persalinan bayinya akan menjadi gangsar (mudah dan lancar)," tuturnya.

Sumur songo kisah yang mirip dengan Roro Jonggrang, bedanya saat itu ingin dibuatkan seribu candi dalam semalam oleh Bandung Bondowoso. Namun saat itu saking cantiknya Nyai Ageng Tumengkang Sari, hingga ada pangeran yang gagah dari kerajaan Majapahit yang ingin meminangnya,Nyai Ageng Tumengkang Sari tidak ingin menolaknya secara langsung karena takut ada pertumpahan darah. Nyai Tumengkang mengajukan satu syarat," katanya.

Menurut cerita, Akhirnya Nyai Tumengkang Sari ingin dibuatkan 10 Sumur dalam semalam kepada Pangerang tersebut, akhirnya sang pangeran mengiyakan apa yang diinginkan oleh Nyai Ageng Tumengkang Sari dengan mengerahkan semua kekuatan untuk membuat sumur,"lanjutnya.

Lebih lanjut,Wabup menjelaskan setelah selesai membuat sepuluh sumur sesuai dengan permintaan dari Nyai Ageng Tumengkang Sari, Pangeran pun menunjukkan hasil pekerjaannya dan berniat menagih janji kepada Nyai Ageng Tumengkang Sari untuk menjadi istrinya.

Nyai Ageng Tumengkang Sari akhirnya menemui pangeran dan melihat sumur yang telah di buatnya, kemudian ia menduduki salah satu sumur tersebut. Setelah itu, ia pun menghitung sumur- sumur yang ada tanpa menghitung sumur yang didudukinya,"jelasnya.

"Pangeran pun tidak percaya dan mencoba menghitung sumur-sumurnya yang sudah dibuatnya. Mboh gak ndelok mboh kelalen (Entah tidak melihat atau lupa). Pangeran tersebut tidak menghitung satu sumur yang diduduki oleh Nyai Ageng Tumengkang Sari, hingga pada ahirnya sang Pangeran menyerah dan mengakui kekalahannya,"tambahnya.

Karena kegagalannya melamar Nyai Ageng Tumengkang Sari, pangeran tersebut pun marah dan menyampaikan sumpah serapahnya “Arek wedok dusun kene ojok onok sing nolak lamarane wong lanang maneh, sampek onok sing nolak lamarane wong lanang maneh koyok sing tak rasakno, dadi perawan tuwo sak lawase" (Anak perempuan dusun sini jangan ada yang menolak lamarannya laki-laki lagi, sampai ada yang menolak lamaran anak laki-laki lagi seperti yang saya rasakan, jadi perawan tua selamanya),"tambahnya. (dvd/edited by Diskominfo Kab. Gresik/Eyv)