Sungai di Kota Bengkulu Sudah di Normalisasi Tapi....

:


Oleh MC KOTA BENGKULU, Kamis, 1 September 2022 | 08:25 WIB - Redaktur: Kusnadi - 243


Bengkulu, InfoPublik - Banjir yang melanda Kota Bengkulu menjadi pelajaran bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu untuk meningkatkan lagi upaya-upaya pengendalian banjir.

Meskipun dampak banjir kali ini tak separah dibandingkan banjir-banjir sebelumnya, upaya pengendalian banjir wajib terus ditingkatkan untuk menekan seminimal mungkin dampaknya, terutama memastikan tidak ada korban jiwa dan genangan air yang harus surut dalam waktu cepat.

Salah satu upaya yang mutlak dilakukan ialah normalisasi sungai, khususnya sungai-sungai besar yang ada di Kota Bengkulu. Karena, normalisasi sungai ini penting untuk memperluas kapasitas sungai sehingga bisa menampung air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dari hulu, seperti dari Kabupaten Bengkulu Tengah dan lainnya. Hal inilah yang terus digencarkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bengkulu.

Sama halnya di Kelurahan Lingkar Barat, Pagar Dewa dan Muara Dua, dan baru-baru ini di Kelurahan Kandang, Kandang Mas dan Sumber Jaya. Warga sangat bahagia ketika mengetahui wilayahnya atau kawasannya telah dibangun jembatan plat deker, drainase, pelebaran sungai, tanggul serta dilakukan normalisasi sungai. PUPR juga menegaskan sungai yang jadi wewenang Kota Bengkulu akan dinormalisasi agar tak menimbulkan banjir saat hujan melanda.

Upaya normalisasi drainase terus dilakukan demi melancarkan jalan air menuju anak sungai. Normalisasi dapat dilakukan dengan menghidupkan kembali drainase yang sudah mati, atau memperbesar volume drainase. 

"Ya, kita dari Dinas PUPR tetap akan melakukan normalisasi sungai yang menjadi kewenangan Kota Bengkulu," ujar Kadis PUPR Noprisman, Selasa (30/8/2022).

Tetapi PUPR mendapat kendala dalam mengakomodir keluhan warga Tanjung Agung dan Jaya yang meminta agar sungai Bengkulu dinormalisasi, yang mana sungai Bengkulu yang jadi wewenang Pemerintah Provinsi Bengkulu (Pemprov) ini sudah mengalami pendangkalan serta aliran sungai tersebut sangat besar dan meluap ke daratan ketika datang hujan sehingga menimbulkan banjir.

"Kita sudah memiliki data dan video sumber penyebabnya, solusinya bukan pembuatan siring tapi pembuatan pintu klep, sehingga ketika air Bengkulu naik kita tutup pintu klepnya agar air tidak masuk. Tetapi kita tak ada wewenang, karena sungai Bengkulu itu wewenang Pemprov," ungkapnya.

Untuk itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai serta drainase dan mengharapkan agar masyarakat dapat merubah perilakunya tersebut dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

"Tumpukan sampah di drainase atau di sungai menghambat aliran air, apalagi saat debit air sedang tinggi. Sehingga air meluap dan menjadi genangan bahkan banjir," demikian Noprisman. (**)