:
Oleh MC KAB BONE BOLANGO, Rabu, 20 Juli 2022 | 21:34 WIB - Redaktur: Tobari - 220
Gorontalo, InfoPublik – Sekda Bone Bolango Ishak Ntoma, mengatakan penuntasan stunting tidak hanya menjadi pekerjaan rumah dari Dinas Kesehatan, tetapi menjadi pekerjaan pemerintah daerah.
Dalam hal ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor yang masuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Dinas Kesehatan tentu tidak bisa bekerja sendiri. Butuh peran aktif dan keterlibatan dari semua pihak, khususnya OPD lintas sektor maupun TPPS yang akan menandatangani kontrak bagaimana mengintervensi stunting di Bone Bolango.
Demikian kata Sekda Ishak Ntoma pada Rakor pemetaan dan analisis situasi program stunting tingkat Kabupaten Bone Bolango tahun 2022, di Hotel Maqna, Kota Gorontalo, Rabu (20/7/2022).
Pada kesempatan itu, Sekda Ishak Ntoma, menggagas salah satu program yang diharapkan bisa menurunkan stunting di Bone Bolango, yakni program Gadis Manis “Gerakan Aksi di Desa Mengatasi dan Mengintervensi Stunting” Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango.
“Gerakan ini, tentu butuh kolaborasi lintas sektor, karena urusan stunting bukan hanya urusan Dinas Kesehatan sendiri. Semua harus bahu membahu untuk melakukan percepatan penurunan stunting yang tersebar di delapan kecamatan dan 22 desa di Kabupaten Bone Bolango,”ujar Sekda Ishak Ntoma.
Ia pun berharap melalui kegiatan rapat koordinasi pemetaan dan analisis situasi ini seluruh OPD yang masuk dalam TPPS, dan Kepala-Kepala Puskesmas.
Serta lintas program Dinas Kesehatan agar dapat berkomitmen untuk melaksanakan program kegiatan yang diprioritaskan pada percepataan penurunan stunting di Kabupaten Bone Bolango tahun 2023.
Hal ini sebagai bentuk tanggungjawab kita sebagai pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan di Kabupaten Bone Bolango.
”Semoga lewat kegiatan Rakor ini kita dalam melaksanakan tahapan aksi konvergensi stunting akan memperkuat komitmen kita semua dalam menurunkan angka stunting di Bone Bolango,” harap Sekda Ishak Ntoma.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, dr. Meyrin Kadir, mengungkapkan pelaksanaan Rakor pemetaan dan analisis situasi yang menghadirkan narasumber Co. team leader INEY-Bangda Regional V Makassar ini, diikuti peserta dari OPD TPPS, Kepala Puskesmas, dan lintas program Dinas Kesehatan.
Meyrin berharap kegiatan ini dapat memberikan informasi untuk membuat keputusan strategi dalam hal memprioritaskan alokasi sumber daya yang dikelola bagi peningkatan cakupan layanan intervensi gizi terintegrasi.
Memprioritaskan upaya perbaikan manajemen layanan dan peningkatan akses rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhadap intervensi gizi terintegrasi, meningkatkan efektifitas sistem manajemen data dalam membuat usulan keputusan alokasi program dan lokasi fokus.
“Selain itu, menentukan kegiatan pemberdayaan pemerintah kecamatan dan desa dalam meningkatkan integrasi layanan di tingkat desa,” tutur Meyrin Kadir. (MC Bone Bolango/AKP/toeb)