:
Oleh MC KAB HULU SUNGAI UTARA, Rabu, 22 Juni 2022 | 15:09 WIB - Redaktur: Tobari - 251
Amuntai, InfoPublik - Dilatarbelakangi banyaknya tanaman eceng gondok yang dinilai mengganggu aktivitas warga saat tanam dan mencari ikan di rawa-rawa, memunculkan ide pembuatan kapal pencacah tanaman gulma.
Prakarsa warga Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tersebut, disambut positif oleh dari berbagai pihak.
Hal itu terbukti saat inovasi kapal pencacah tanaman gulma tersebut diikutsertakan dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, setelah sebelumnya menjadi pemenang lomba inovasi TTG Tingkat Kabupaten HSU Tahun 2022.
Kepala Desa Jingah Bujur Hanafi, mengatakan sebagai mana kondisi geografis kabupaten HSU yang di dominasi oleh dataran rendah perairan rawa, maka mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan nelayan tangkap tak terkecuali dengan warga Desa Jingah Bujur.
"Namun, selama tiga tahun terakhir ini lahan pertanian dan perikanan masyarakat kita terganggu dengan tanaman gulma (enceng gondok)." terang Hanafi, Rabu (22/6/2022).
Atas dasar permasalahan tersebut, akhirnya pihaknya (Pemerintahan Desa) bersama warga melakukan musyawarah guna mengatasi masalah tersebut.
Akhirnya dari musyawarah itu, dipilih satu inovasi dari salah satu warga, yaitu Sugianor, untuk pembuatan kapal penghancur atau pencacah eceng gondok.
"Kita optimalkan dana desa refocusing anggaran, ketahanan pangan dana desa sebanyak 20%, kita maksimalkan untuk membuat inovasi alat penghancur gulma." kata Hanafi.
Adapun rancangan pembuatan kapal pencacah itu terbuat dari plat besi, yang dilengkapi dengan mesin serta baling-baling tajam untuk pencacah eceng gondok.
Dengan cara kerja, saat mesin dinyalakan maka baling-baling yang berada di depan kapan akan menabrak eceng gondok dan mencacahnya hingga hancur mengambang di permukaan rawa, membusuk hingga tenggelam menjadi pupuk.
"Selama mesin ini beroperasi, kinerjanya Alhamdulillah sangat bagus, dari satu hari kerja bisa membersihkan 1,5 hektar (rawa-rawa) ini tentu lebih efisien waktu, harapan kita sebelum musim tanam tiba lahan pertanian sudah bersih, dan gulma yang kita hancur tadi secara alami menjadi pupuk." jelas Hanafi.
Disamping meningkatkan perekonomian, ia juga berharap aktivitas masyarakat, pelaku UMKM warga desa akan kembali pulih.
"Kita berharap inovasi alat penghancur gulma ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan terbukanya lahan pertanian otomatis juga membuka lahan perikanan bagi masyarakat, tujuannya tentu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat." imbuhnya.
Terpisah, Abdul Hadi salah satu warga setempat mengaku menyambut baik langkah aparatur desa dalam mengatasi masalah eceng gondok dengan pembuatan kapal pencacah eceng gondok tersebut.
Menurutnya, selama ini adanya eceng gondok yang terlalu banyak mengakibatkan terhambatnya aktivitas warga untuk bertani dan mencari ikan.
"Mudah-mudahan adanya upaya dari pemerintahan desa menagani permasalahan ini dibantu oleh dinas-dinas terkait sehingga dapat memudahkan kami untuk bertani." katanya. (Diskominfosandi/ wahyu/jimmy/ricky/toeb)