BPPP Banyuwangi Fasilitasi Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 21 April 2022 | 17:45 WIB - Redaktur: Tobari - 101


Surabaya, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong kesiapan sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan yang kompeten, dalam mengakselerasi program pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Salah satu upaya mewujudkannya melalui kegiatan pelatihan kepada masyarakat.

Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) BPPP Banyuwangi menfasilitasi Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok di Kolam Bundar yang akan diikuti 1.353 peserta dari 34 Provinsi.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), I Nyoman Radiarta menyampaikan, kegiatan pelatihan ini diselenggarakan sebagai upaya mewujudkan program Kampung Perikanan Budidaya.

Ditahun ini, KKP melaksanakan akselerasi mewujudkan tiga program terobosan gagasan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.

Salah satunya pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di Kecamatan Caringin, Sukabumi.

"Pembangunan kampung budidaya ini bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya serta nilai tambah produk melalui pelibatan masyarakat lokal,” terang Nyoman dalam siaran tertulis Rabu (20/4/2022).

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, bisnis ikan hias memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.

Saat ini terdapat 3.567 jenis ikan air laut dan 1.266 ikan air tawar yang potensial dibudidayakan sebagai ikan hias.

Keunggulan usaha ikan hias tidak dapat disamakan dengan ikan konsumsi, karena bisnis ikan lebih fleksibel, memiliki nilai jual lebih tinggi dan memiliki teknologi yang mudah diserap dan diterapkan.

"Tak hanya itu, usaha pengolahan ikan juga turut menjanjikan karena dinilai relatif tidak membutuhkan modal besar sehingga mudah diaplikasikan oleh masyarakat," paparnya.

Sementara itu, melalui pelatihan diversifikasi olahan, Nyoman menilai bahwa usaha pengolahan ikan cukup menjanjikan karena produk olahan ikan seperti abon dan bakso ikan dinilai cukup praktis dan tidak membutuhkan modal besar untuk memulai usaha.

Usaha pengolahan ikan ini, selain untuk menopang perekonomian keluarga juga bertujuan sebagai benteng ketahanan pangan dan menjadi sumber gizi baik untuk masyarakat yang dapat menekan angka stunting. "Saya mengharapkan akan muncul inovasi produk perikanan yang dapat diterima oleh pasar," tegasnya.

Kegiatan pelatihan turut mendapat apresiasi Anggota DPR RI Komisi IV, Slamet. Pihaknya menilai sinergi antara DPR dengan KKP harus terus terlaksana dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-jal/toeb)