Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem, 25 Desa Bakal Gelar Program "Njuh Sekolah Maning"

:


Oleh MC KAB PEMALANG, Jumat, 11 Maret 2022 | 04:43 WIB - Redaktur: Tobari - 154


Pemalang, InfoPublik - Setelah Desa Randudongkal, Sikayu, Sitemu, Karangasem dan Desa Jojogan, kini sebanyak 25 desa di lima kecamatan piloting Program Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (PKE) tahun 2022.

Yakni Watukumpul, Belik, Moga, Bantarbolan dan Petarukan dalam waktu dekat akan mendapatkan Program Gerakan Njuh Sekolah Maning.

Pernyataan tersebut disampaikan.Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat (PMM) Bappeda Kabupaten Pemalang, Titien Soewastiningsih dalam acara Sosialisasi Njuh Sekolah Maning di Ruang Rapat Bappeda Pemalang. Kamis (10/3/2022)

Dalam acara yang diikuti Kepala Desa dan Camat terkait serta PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di 5 kecamatan tersebut, Titien mengatakan setidaknya ada 25 Desa yang akan mereplikasi atau menerapkan program Njuh Sekolah Maning pada tahun 2022.

“Saat ini kami baru melaksanakan sosialisasi program di 25 desa yang akan menjadi replikasi penanganan Pengentasan Anak Tidak Sekolah melalui Program Njuh Sekolah Maning, nantinya akan dilakukan pembentukan Tim didesa-desa, ada pelatihan dan kegiatan lainya yang gunanya untuk mendata dan mengembalikan anak yang tidak sekolah tersebut,” katanya.

Ditempat yang sama, Person In Charge (PIC) Program Njuh Sekolah Maning, Ikmaludin Azis menjelaskan, program Njuh Sekolah Maning ini menyasar Anak Tidak Sekolah (ATS) yang dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu belum pernah sekolah, lulus tidak lanjut dan putus sekolah.

“Anak-anak ini harus dikembalikan ke sekolah agar mereka mengenyam Pendidikan. Harapan kami stakeholder terkait dan juga pemerintah di semua tingkatan bekerja sama untuk hal ini,” harapnya.

Program Njuh Sekolah Maning yang sudah dilaunching pada tanggal 25 Januari lalu merupakan salah satu program untuk mengembalikan anak yang tidak sekolah untuk kembali bersekolah baik formal maupun non formal.

Mekanismenya, pemerintah bersama dengan stakeholder terkait akan membentuk tim dengan langkah awal untuk mendata ATS.

Ketika data sudah dikantongi tim, maka dilakukan kolaborasi bersama untuk mengembalikan ATS, sehingga ATS bisa melanjutkan sekolah. (MC Pemalang/toeb)