:
Oleh MC KAB PEMALANG, Selasa, 15 Februari 2022 | 17:27 WIB - Redaktur: Tobari - 287
Pemalang, InfoPublik – Pengelolaan sampah nampaknya masih menjadi persoalan pelik bagi banyak daerah di Indonesia, termasuk diantaranya Kabupaten Pemalang.
Sebagai ikhtiar menemukan solusi alternatif pengelolaan sampah, Pemerintah Kabupaten Pemalang menjajaki kemungkinan kerja sama dengan PT. Solusi Cerdas Sampah Indonesia (SCSI).
“Melalui kerja sama pengelolaan sampah dengan PT. SCSI, diharapkan didapat alternaitf solusi bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi volume sampah,” kata Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo saat membuka acara audiensi dengan PT. SCSI, di Ruang Gadri rumah dinas bupati, Senin (14/2/2022).
Agung merinci setidaknya ada tiga tantangan berkaitan dengan sampah.
“Pemenuhan rasio tempat penampungan sampah atau TPS berdasarkan satuan jumlah penduduk, penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir TPA yang belum efektif, pengelolaan sampah berbasis 3 R (reuse, reduce, recycle) belum maksimal dilakukan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Kondisi tersebut mengakibatkan tidak sampai setengah dari produksi sampah yang mampu diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Pemalang.
“Dari data yang ada, timbunan sampah mencapai 522 ton per hari dan hanya 219 ton per hari yang dapat ditangani oleh DLH, “ lanjut Agung.
Menanggapi persoalan sampah yang dihadapi Kabupaten Pemalang, Direktur Utama PT. SCSI Heri Cahyanto kemudian mengungkapkan pentingnya memiliki mindset yang benar dalam pengelolaan sampah.
Secara tersirat, Heri seolah ingin mengatakan bahwa mengelola sampah bukan soal menampung sampah di TPS, dan kemudian mengangkutnya ke TPA.
Dia memberi contoh tragedi yang terjadi sekitar 8 tahun lalu di TPA Leuwigajah Cimahi Jawa Barat. Peristiwa yang kemudian diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Saat itu, pada 21 Februari 2005 terjadi insiden longsornya TPA Leuwigajah yang merenggut korban lebih dari 100 jiwa. Peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi, dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah di lokasi TPA.
Agar tidak terulang kejadian seperti di TPA Leuwigajah, maka model pengelolaan sampah harus diubah. Bukan mengirim ratusan ton sampah ke TPA, tetapi bagaimana mengupayakan sampah diolah untuk dimanfaatkan kembali.
Menurut Heri konsep itu juga sejalan dengan tema HPSN tahun ini, “rasa-rasanya kok pas dengan temanya (red-HPSN), yang pertama adalah kelola sampah, kurangi emisi (gas buang) yang ketiga bangun Proklim (Program Kampung Iklim), “ ungkap Heri.
Pada prinsipnya cara kerja PT. SCSI adalah menyediakan mesin pengolah sampah. Mesin juga bisa memilah sampah plastic, atau organic dan anorganik.
Sampah-sampah tersebut kemudian dijadikan semacam olahan yang memiliki nilai jual untuk industry. Limbah plastik misalnya bisa untuk memperkuat campuran aspal.
Adapun bubur sampah organic sebagai pakan untuk budidaya maggot (bayi larva lalat, black soldier fly). Maggot mampu menguraikan sampah organik dengan sangat cepat dalam jumlah besar. Pengembangan maggot menjadi produk olahan pakan ayam, bebek, ikan, dan burung.
Menanggapi paparan dari PT. SCSI, Bupati Agung yang didampingi Wakil Mansur Hidayat, Sekda Moh. Arifin beserta perangkat daerah yang terkait nampak cukup antusias.
Agung menyatakan ingin membuat semacam pilot projek, yaitu dengan menempatkan mesin pengolah sampah di eks Pasar Buah untuk mengolah sampah yang berasal pasar-pasar di sekitarnya. (MC Pemalang/toeb)