:
Oleh MC KAB KARANGANYAR, Kamis, 14 Oktober 2021 | 11:52 WIB - Redaktur: Tobari - 259
Karanganyar, InfoPublik - Pemkab Karanganyar, Bank Indonesia, Komisi XI DPR RI dan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Cabang Karanganyar mengadakan Training of Trainer Sekolah Lapang Pertanian Modern Sistem Organik di Desa Karangbangun, Jumapolo (13/10/2021).
Kegiatan tersebut, dalam rangka mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) petani, kelompok tani dan penyuluh pertanian di daerah Jumantono, Jatipuro, Jumapolo dan Jatiyoso (4J).
Sekolah lapang yang berlangsung lima hari bertujuan melestarikan lingkungan dan merubah sistem pertanian dari kimia ke organik. Membudidayakan tanamannya sehat, dikonsumsi sehat dan berkualitas tinggi.
"Dengan sistem organik diharapkan dapat membuat tanaman mempunyai kualitas tinggi. Sehat untuk manusianya dan sehat juga untuk tanamannya," papar Ketua AB2TI, Suwignyo.
Menurutnya, di Jumapolo ini merupakan putaran ketiga atau terakhir. Sebelumnya ada di Matesih dan Tasikmadu. Di Sekolah Lapang ini diajarkan berbagai hal mengenai sistem organik. Salahnya adalah membuat pupuk yang aman dan tidak merusak lingkungan.
Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto menyambut baik Training of trainer di Jumapolo tersebut. Petani harus menambah ilmu pertanian dengan sistem organik. Diharapkan dengan sistem organik, petani lebih sejahtera lagi.
Kegiatan ini juga mendorong untuk mencerdaskan para penyuluh pertanian dan kelompok tani, agar pola pikir dalam pembina Petani lebih luas.
Rober memaparkan, kerja penyuluh saat ini bisa dikatakan masih konvensional. Sekarang ini inovasi harus dimiliki petugas lapangan. Tidak hanya duduk dan bertanya mau tanam benih apa, berapa luasan, pakai pupuk apa.
"Namun, harus ada analisa untuk Pertanian dan bagaimana hasilnya. Kita juga harus mulai mengurangi pupuk kimia,” tuturnya.
Sementara Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie mengatakan dalam Training of Trainer ada sistem yang lebih baik petani. Kebijakan hulu dan hilir saling menyambung sehingga dapat mensejahterakaan petani.
Kebijakan soal pupuk misalnya, menurutnya Pupuk bisa tepat sasaran dan dinikmati petani. Kemudian menggunakan alat alat modern untuk efisiensi produksi dan hasil maksimal.
Dari sisi hilir tata niaga beras diatur yang baik sehingga pada saat panen harga tidak jatuh. "Petani lebih sejahtera dengan hasil yang maksimal," ungkapnya. (MC KARANGANYAR/Hery Setiawan/toeb)