Oleh KAB. PASAMAN BARAT, Kamis, 1 April 2021 | 22:10 WIB - Redaktur: Kusnadi - 238
Pasaman Barat, InfoPublik - Dalam penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Dunia Usaha, dan masyarakat umum lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Pasaman Barat (Pasbar), Risnawanto saat menghadiri sekaligus Membuka Lokakarya Pendalaman Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku (KPP) Pencegahan Stunting di Kabupaten Pasaman Barat, Rabu (31/3/2021) di Hotel Guci Pasbar.
Kegiatan tersebut digelar selama 2 hari, mulai 31 Maret sampai 1 April 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Cipta dan Tanoto Foundation. Pembukaan dihadiri oleh seluruh OPD yang tergabung dalam Tim Koordinasi Pencegahan Stunting Pasbar dan Peserta dari Nagari Batahan, Nagari Parik, dan Nagari Sinuruik.
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto dalam sambutanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta yang telah memilih Kabupaten Pasaman Barat sebagai mitra dalam rangka Pendalaman Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku Pencegahan Stunting.
Ia menyebutkan, stunting tidak hanya masalah kesehatan dan kemiskinan, namun juga erat kaitannya dengan perilaku. "Sebagus apapun bentuk program yang kita rancang dan sebesar apapun anggarannya, namun hasilnya akan sia-sia jika perilaku kita tidak berubah," kata Risnawanto.
"Untuk itu, kepada seluruh peserta agar mengikuti acara ini dengan baik. Karena Lokakarya ini adalah pembuka dari seluruh rangkaian pendampingan strategi komunikasi perubahan perilaku dalam rangka pencegahan stunting hingga bulan Juli mendatang," jelasnya.
Lebih lanjut, wabup meminta kepada pemerintah nagari yang terpilih yakni Nagari Batahan, Nagari Parik, dan Nagari Sinuruik, untuk ikut serta dalam program pendampingan ini dengan baik.
"Ikuti dengan baik dan tindaktanjut atas hasil lokakarya ini. Kita tahu bahwa pemerintah nagari berada di garis terdepan dalam memfasilitasi dan mendampingi pemberi layanan kesehatan bagi masyarakat dan melakukan kampanye perubahan perilaku pencegahan stunting," imbuhnya
Demikian juga kepada OPD terkait, wabup berharap dapat berpartisipasi dalam kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
"Ketiga nagari yang akan kita dampingi dalam 4 bulan ke depan hendaknya menjadi perhatian bagi OPD dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan terkait penanganan stunting,"ujar Risnawanto.
Sementara itu, Program Manager Yayasan Cipta, Sacha Amruzaman menjelaskan bahwa Yayasan Cipta bersama Tanoto Foundation akan memfasilitasi pendalaman startegi komunikasi perubahan prilaku di Kabupaten Pasaman Barat selama 4 bulan ke depan.
Untuk itu, ia menghimbau kepada OPD dan peserta yang terlibat dalam proses pendalaman selama 4 ke depan, bisa berkolaborasi bersama mengekplorasi potensi dan kekhasan yang ada di Pasbar, sehingga bisa menghasilkan strategi agar target perubah perilaku pencegahan Stunting di pasbar bisa di percepat.
"Jadi selama 4 bulan ke depan Yayasan Cipta mengharapkan dukungan dari bupati dan wakil bupati serta OPD dan pesertabuntuk bisa berkolaborasi mendalami apa saja kekhasan dan keunikan Pasbar yang bisa digerakkan dan diberdayakan untuk mendorong perubahan prilaku, sehingga pencegahan Stunting di Pasbar bisa tercapai sesuai harapan," imbuhnya.
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id