Bengkulu Selatan, InfoPublik – Para petani kelapa sawit di Bengkulu Selatan (BS), kerab menjerit karena harga tandan buah segar (TBS) sering anjlok belakangan ini.
Selain karena faktor harga minyak sawit dunia yang turun dan pelemahan nilai tukar rupiah, diduga penyebab lain adanya permainan harga dari pabrik kelapa sawit. Kedepan kejadian seperti ini diharapkan tidak terulang lagi.
Seperti diketahui, selama ini petani sawit hanya sebagai produsen Tandan Buah Segar (TBS) yang menjadi bahan baku minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang diolah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Jadi wajar saja para petani sawit kerab menjerit karena harga TBS yang sering anjlok.
Maka dari itu kami gagas berdirinya pabrik – pabrik CPO mini di Bengkulu Selatan. Namun ini baru gagasan atau ide, Mudah – mudahan bisa terwujud, kalau soal teknis mesin2 dan lainnya semua sudah punya solusi katakan sudah 90%.
"Namun kita masih mengkaji kelayakan ekonominya, kalau layak kita lanjutkan kalau tidak layak kita tunda dulu,” kata Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi.
Guna mewujudkan harapan itu, orang nomor satu di Bumi Sekundang ini bersama Kepala Dinas Pertanian BS, Silustero berdiskusi bersama sejumlah pihak teknis yang akan membantu berdirinya pabrik CPO Mini di BS
“Kami mulai mencari solusi untuk mengembangkan ide ini. Caranya dengan berdiskusi dengan pihak industri penyedia alat – alat mesin pabrik perkebunan pertanian. Salah satunya yakni dengan PT Raja Ampat di Jakarta,” beber Bupati.
Dia mengaku untuk mewujudkan berdirinya pabrik CPO mini di BS bukanlah hal mudah. Butuh perjuangan panjang karena program tersebut merupakan hal baru di BS.
Namun kita harus terus berusaha untuk mewujudkan hal ini. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan hasil jual atau penghasilan para petani sawit khususnya di Bengkulu Selatan.
Semoga perjuangan ini diberikan jalan oleh tuhan karena kita manusia hanya bisa berencana dan tuhanlah yang nanti akan memberikan jalan atau bahkan menutup jalan tersebut,” katanya. (MC Bengkulu Selatan/toeb)