Sastra Sunda, Bacaan Anak-Anak Sangat Kurang

:


Oleh MC PROV JAWA BARAT, Minggu, 14 Februari 2021 | 20:40 WIB - Redaktur: Tobari - 193


Sumedang, InfoPublik - Buku bacaan anak-anak dalam khazanah kesusastraan Sunda dewasa ini dirasa sangat kurang. Untuk tahun 2020 - 2021 saja hanya satu buku bacaan anak yang terbit.

Hal itu diungkapkan pendiri Kelompok Studi Budaya (KSB) Rawayan, Dr. Teddi Muhtadin, dalam 'sawala' yang digelar memperingati 27 tahun Rawayan di Jatinangor Kab. Sumedang, Sabtu (13/2/2021).

"Padahal bacaan anak itu sangat diperlukan sebagai sarana edukasi sastra terhadap generasi penerus," katanya.

Oleh karena itu,Teddi berharap para penulis karya sastra Sunda serius menggarap buku bacaan anak tersebut, karena 'ladang'nya masih sangat luas.

"Bentuknya kan bisa bermacam-macam, bisa dongeng, cerita pendek, sajak, bahkan mungkin saja naskah drama untuk dimainkan di sekolah" ujar dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad yang juga Sekretaris Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad itu.

Sebenarnya menurut Teddi, saat ini media penerbitan bacaan itu sudah sangat mudah dan beragam, tidak sesulit masa lalu.

"Sekarang orang bisa menulis di media sosial, bahkan bisa dalam bentuk visual, yang notabene bisa juga diakses oleh anak sebagai bacaan bermanfaat dan inspiratif. Tidak lagi melulu tergantung perusahaan penerbitan," jelasnya.

Teddi juga menambahkan, sebagai salah satu penyemangat, Yayasan Rancage setiap tahun juga menganugerahkan penghargaan 'Samsudi' untuk karya sastra terbaik bacaan anak.

"Hadiah Sastra Samsudi itu menjadi bagian tak terpisahkan dari Hadiah Sastra Rancage," katanya.

KSB Rawayan sendiri merupakan kelompok studi budaya yang didirikan para mahasiswa dan alumni Sastra Sunda Unpad tahun 1994.

Rawayan mengkhusukan diri kegiatannya yang berkaitan dengan penerbitan buku, diskusi, telaah dan pengembangan budaya dan sastra. (MC Jabar/toeb)