Petani Pesisir Selatan Jadikan Jagung sebagai Komoditi Unggulan Setelah Padi

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Kamis, 2 Juli 2020 | 11:01 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 971


Painan, InfoPublik - Cukup stabilnya harga komoditi jagung di tingkat petani di Kabupaten Pesisir Selatan, membuat masyarakat yang melakukan budi daya tanaman jagung di daerah itu semakin bergairah.

Dikatakannya, sebab harga jual jagung kering pipilan sudah mencapai Rp5 ribu per kilogram di tingkat petani di daerah itu.

Buyung Ferdi 35, petani jagung di Kecamatan Sutera Rabu (1/7/2020) bahwa saat ini sebagian besar petani sudah menjadikan jagung sebagai komoditi unggulan untuk dibudidayakan di kecamatan itu.

"Beralihnya petani menjadikan jagung sebagai komoditi unggulan setelah padi di Kecamatan Sutera, umumnya Pesisir Selatan, memang dikarenakan harga jualnya sudah cukup stabil. Saat ini harga jual jagung kering sudah mencapai Rp5 ribu per kilogram. Bahkan juga ada lebih," katanya.

Disampaikanya bahwa dengan harga Rp5 ribu per kilogram itu, maka hasil produksi dalam 1 hektare bisa mencapai Rp35 juta. Karena hasil panen 1 hektare lahan bisa mencapai 7 ton, bahkan bisa lebih.

Dijelaskannya bahwa untuk mendapatkan hasil panen maksimal, petani memang harus menyediakan pupuk jenis urea sebanyak 247 kilogram dengan mengeluarkan biaya Rp 570.400 atau Rp115.000 per 50 kilogram.

Selanjutnya pupuk jenis NPK sebanyak 270 kilogram dengan mengeluarkan biaya Rp756.000 atau Rp140.000 per 50 kilogram.

Berdasarkan harga tersebut, maka khusus pupuk saja petani hanya mengeluarkan biaya Rp1.326.400. Jika ditambah dengan obat-obatan pencegahan hama sekitar Rp200 ribu, maka petani akan mengeluarkan biaya sekitar Rp1,5 juta.

Selanjutnya biaya pemeliharaan dari penanaman hingga panen diperkirakan sebesar Rp8 juta pula. Berdasarkan jumlah itu, maka biaya yang dikeluarkan telah mencapai Rp9,5 juta.

Jika harga jual dikurangi ongkos produksi, maka yang tersisa sebesar Rp25,5 juta.

"Dengan hasil bersih sebesar Rp25 juta selama tiga bulan itu, maka dapat dikatakan gaji selama 1 bulan yang didapatkan petani, berkisar sekitar Rp8 juta. Ini jelas cukup menguntungkan, dan bisa dijadikan sebagai andalan untuk perekonomian. Ini hanya untuk lahan 1 hektare, jika lebih, tinggal lagi mengalikanya sesuai dengan luas lahan yang dikembangkan," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pesisir Selatan, Nusirwan mengatakan Rabu (2/7/2020) bahwa jagung memang sudah menjadi komoditi unggulan oleh masyarakat petani di daerahnya setelah padi.

"Agar nilai jual hasil panen tersebut bisa lebih menggairahkan lagi secara ekonomi, sehingga kami dari Distanhortbun Pessel juga terus memberikan dorongan dan motivasi kepada petani supaya mulai melakukan pengolahan makanan dari jagung. Tujuanya agar petani tidak sekedar menjual jagung dalam bentuk pipilan, tapi sudah dalam mentuk berbagai makanan olahan," katanya.

Ditambahkan lagi bahwa saat ini Pesisir Selatan sudah menjadi daerah penghasil jagung terbesar kedua di Sumbar setelah Kabupaten Pasaman Barat.

"Agar komoditi benar-benar memberikan jaminan ekonomi bagi masyarakat, maka saya minta agar petani mulai melakukan pengembangan produk panganan berbahan jagung. Sebab pasarnya sangat terbuka luas," harapnya.

Hal itu dikatakanya, sebab jagung tidak hanya bisa dijadikan sebagai produk panganan manusia. Namun juga bisa memenuhi panganan ternak.