Gubernur Zulkieflimansyah Minta OPD Harus Punya Kreativitas & Strategi Hadapi Covid-19

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Jumat, 12 Juni 2020 | 07:13 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 725


Mataram, InfoPublik - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengajak jajarannya untuk bisa menyusun perencanaan yang jitu dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengantisipasi dan menghadapi dampak buruk pandemi Covid-19.

Kreativitas yang dimaksud Gubernur adalah terobosan yang bisa dilakukan untuk dapat segera memulihkan situasi. Termasuk upaya menggerakan sosial ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan.

"Hampir semua sektor tergerus dampak Covid-19. Termasuk sektor pariwisata yang menjadi andalan utama NTB selama ini", ujar Gubernur yang akrab disapa Dr. Zul itu saat melakukan pembinaan ASN di Kantor Dinas Pariwisata NTB, Selasa (10/6/2020)

Menurut Dr. Zul, sejak wabah corona virus melanda NTB, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Hampir semua industri yang bergerak dan berhubungan dengan pariwisata lumpuh.

Padahal sektor pariwisata ini menjadi penyumbang pendapatan yang cukup besar daerah dan masyarakat kita, tutur Dr. Zul didampingi Assisten II, Asisten III, Kepala BKD, Karo Organisasi Setda Provinsi NTB.

Menurutnya, menghadapi kondisi seperti saat ini, apalagi dalam mempersiapkan diri memasuki new normal, perlu strategi dan perencanaan yang baik. Juga ide-ide baru atau kreatif dalam berwisata.

Misalnya diera pandemi Covid-19 ini, mulai banyak dilirik bisnis wisata virtual. Di mana para wisatawan tetap dapat menikmati pesona wisata di NTB. "Sambil kita terus melakukan edukasi dan sosialisasi penerapan protokol keselamatan secara masif, hingga kita mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 secara tuntas," katanya.

Tentunya, bidang-bidang, baik itu pemasaran maupun promosi harus punya cara, apa yang perlu di hidangkan untuk publik. "Apakah wisatawan Singapura atau Malaysia setelah new normal mau ke NTB, ini harus mulai dipikirkan termasuk SOPnya,” kata Dr. Zul.

Hal serupa disampaikan Dr. Zul dihadapan ASN Dinas Perhubungan Provinsi NTB. Ia mengapresiasi kinerja Dishub yang dipimpin L. Bayu Windya tersebut. Karena dinilai cepat tanggap serta mampu mengendalikan dan melakukan evaluasi terhadap arus pergerakan orang pada seluruh pintu keluar masuk NTB sehingga penanganan Covid-19 dapat dilakukan lebih cepat.

Sejak awal pandemik, kata Gubernur, transportasi darat, laut dan udara cepat di batasi. Langkah ini cukup efektif membatasi pergerakan masyarakat antar daerah dalam dan luar provinsi. Pelabuhan ditutup untuk masyarakat umum. Begitupun jalur darat antar kabupaten di dua pulau besar Sumbawa-Lombok. Menerapkan protokol ketat. Termasuk jalur udara.

Gubernur juga menyebut bahwa biaya rapid test untuk masyarakat yang ingin bepergian, termasuk antar pulau Lombok dan Sumbawa memang mahal. Tetapi hal tersebut diakuinya semata-mata demi keselamatan dan perlindungan kepada masyarakat. Sekaligus upaya pemerintah daerah untuk memutus mata rantai Covid-19.

"Rapid test ini cara kita meminimalisir penyebaran virus, mengurangi pergerakan agar orang tidak bebas bepergian," terang Gubernur.

Namun setelah dilakukan evaluasi secara cermat, kata Gubernur Dr. Zul kini rapid test untuk kepentingan trasportasi di dalam daerah, khususnya antar pulau Lombok dan Sumbawa, tidak diberlakukan lagi. Tetapi dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan Covid-19 melalui sreening dan pengawasan secara ketat.

Jadi sebelum vaksin ditemukan, masyarakat disuruh sering di rumah, memakai masker, tetap terapkan budaya hidup bersih dan sehat serta etika berinteraksi dan jaga jarak, pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata H. Lalu Moh. Faozal, M. Si, melaporkan kondisi ASN dan program di tengah rasionalisasi anggaran. Ia juga menjelaskan tentang bantuan untuk pekerja, industri pariwisata dan pekerja ekonomi kreatif di NTB yang terdampak corona virus dari Kementerian Pariwisata, sebanyak 15.000 paket sembako.

“Sudah selesai dipaket dan dikemas, pekan depan akan disalurkan di Pulau Sumbawa dan Lombok, pekan depan,” kata Faozal.

Selain itu jelas Faozal, bahwa destinasi wisata 3 gili akan mulai sosialisasi penerapan new normal. Dengan tetap menerapkan protokol Covid-19. “Tanggal 11-13 Juni 2020 kami akan mulai simulasi,” katanya.

Sesuai rencana, pada tanggal 20 Juni 2020 destinasi 3 gili akan mulai dibuka. Di samping itu SOP untuk pembukaan jalur pendakian Rinjani juga sudah dalam tahap akhir penyusunan. Namun saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

“Insyaallah pada tanggal 25 Juni 2020 Rinjani secara bertahap akan dibuka untuk jalur tracking,” tutup Kadis Pariwisata. (edy@diskominfotikntb)