Petani di Pessel Harus Tetap Pertahankan Pola Tanam Serentak

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Kamis, 28 Mei 2020 | 09:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 531


Painan, InfoPublik -  Meskipun masyarakat masih dalam menghadapi pendemi Covid-19, akan tetapi kepada petani di Kabupaten Pesisir Selatan, tetap diminta agar mempertahankan pola tanam serentak setiap memasuki musim tanam.

Upaya itu bertujuan agar ancaman terhadap serangan hama padi bisa diminimalisir.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertanhortbun) Pessel, Nuriswan menyatakan, Kamis (28/5/2020) bahwa pihaknya akan terus mendorong masyarakat petani di daerah itu agar terus mempertahankan pola tanam serentak.

"Hal itu kita sampaikan, sebab melalui pola tanam serentak itu, serangan hama terhadap tanaman, terutama padi bisa diminimalisir. Di Pesisir Selatan, pola tanam serentak ini bisa dilakukan tiga kali dalam satu tahun pada 30.344 hektare lahan, dan itu tersebar di 15 kecamatan yang ada," katanya.

Dia menyampaikan bahwa dengan terhindarnya tanaman padi dari serangan hama, tentu akan memberikan keuntungan bagi petani, serta juga terhadap peningkatan produksi padi.

Diungkapkan Nusirwan bahwa tahun 2020 ini produksi padi di Pessel ditargetkan sebesar 402 ribu ton. Angka tersebut meningkat sebesar 42 ribu ton dari tahun 2019 yang hanya sebanyak 360 ribu ton.

Dijelaskan juga bahwa realisasi panen padi sejak Januari hingga April 2020 di daerah itu telah mencapai 29.535 hektare, dengan rincian pada bulan Januari seluas 7.086 hektare, Februari 7.260 hektare, Maret 8.405 hekatera, dan pada bulan April seluas 6.784 hektare pula.

"Berdasarkan luas panen itu, sehingga untuk triwulan pertama tahun 2020, total produksi Gabah Kering Panen (GKP) Pesisir Selatan telah mencapai 114.892,5 ton, dengan rata-rata produktivitas lahan per hektarenya sebesar 5,05 ton," jelasnya.

Dia berharap melalui pola tanam serentak itu, peningkatan produksi per hektare bisa lebih ditingkatkan lagi. Sebab potensi produktivitas lahan di derah itu bisa mencapai 7 ton per hektarenya.

"Bila hal itu terwujud, maka diyakini target produksi sebesar 402 ribu ton itu akan tercapai,"imbuhnya.
 
Dia menambahkan bahwa ditengah pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat petani di daerah itu masih tetap terlihat eksis melaksanakan aktivitasnya sebagai petani di lapangan. Baik petani budidaya padi, jagung, maupun tanaman palawija lainnya.

Untuk menjamin ketersediaan stok pangan, dia juga mengimbau kepada masyarakat petani untuk tidak menjual habis hasil panen.

"Dan untuk menjamin ketersediaan pangan keluarga, maka kepada masyarakat petani saya minta agar tidak menjual habis hasil panen. Sisihkanlah  sebagian untuk konsumsi keluarga," tuturnya.