:
Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Kamis, 6 Februari 2020 | 11:51 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 795
Painan, InfoPublik - Bubuk kopi mancakau yang sudah menjadi produk unggulan di Nagari Koto Rawang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), saat ini semakin diminati oleh masyarakat.
Karena peminat bubuk kopi mancakau bukan saja dari masyarakat lokal, tapi juga dari luar daerah. Sehingga diyakini usaha itu akan menjadi andalan ekonomi masyarakat masa datang, terutama bagi anak Nagari Koto Rawang sendiri.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Pessel, Azral mengatakan Kamis (6/2) bahwa pengembangan usaha produksi bubuk kopi mancakau sudah semakin berkembang di Nagari Koto Rawang tersebut.
"Agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi, sehingga kita akan terus melakukan pengembangan jaringan. Sebab bubuk kopi mancakau yang dikembangkan oleh anak Nagari Koto Rawang itu, memiliki cita rasa tersendiri, dan juga nikmat sebagai suguhan minuman penghangat badan," katanya.
Dia mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki keraguan lagi dalam mempromosikan dan mengembangkan usaha bubuk kopi mancakau yang dilakukan oleh anak Nagari Koto Rawang tersebut.
"Sebab bubuk kopi mancakau ini telah diluncurkan secara resmi oleh Bupati Pessel, Hendrajoni pada 30 Desember 2019 lalu. Sekarang peminatnya tidak saja dari masyarakat lokal, tapi sudah sampai ke luar daerah," ungkapnya.
Dia berharap kepada masyarakat, agar terus mengembangkan usaha bubuk kopi asli Nagari Koto Rawang tersebut.
"Nagari Koto Rawang di Pessel memang terkenal dengan perkebunan kopinya. Selama ini hasil panen kopi hanya dijual dalam bentuk biji kepada pedagang. Melalui pengelolaan dalam bentuk bubuk yang diberi nama kopi mancakau ini, sehingga perekonomian petani semakin membaik," ungkapnya.
Dikataan demikian, sebab untuk satu kemasan isi 250 gram, harga pasaranya Rp 20 ribu.
"Beda jika dijual masih dalam bantuk biji, sebab hanya dihargai pedagang pada kisaran Rp 15 ribu per kilogram. Kemasan yang ditawarkan juga beragam, mulai dari 200 gram, 250 gram, 500 gram, hingga 1 kilogram. Konsumen tinggal memilih mana yang disukai," jelasnya.
Wali Nagari Koto Rawang, Darijol mengatakan bahwa nagarinya adalah salah satu penghasil kopi di Pessel.
"Karena kopi merupakan salah satu komoditi yang diunggulkan masyarakat petani di nagari ini, sehingga dalam satu bulan mampu menghasilkan produksi mencapai 45 ton," katanya.
Disampaikanya bahwa sebelum bubuk kopi mancakau itu dikembangkan oleh masyarakat melalui usaha rumah tangga, semua hasil panen masyarakat hanya dijual dalam bentuk biji. Sekarang tidak lagi, sebab melalui pengelolaan usaha bubuk kopi mancakau itu, semua hasil panen bisa tertampung karena tingginya permintaan masyarakat dari luar daerah.
"Karena permintaan tinggi, harga jualpun juga naik. Ini tentu sangat menguntungkan secara ekonomi. Sebab 85 persen masyarakat saya adalah peladang kopi," timpalnya.