:
Oleh MC Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa, 21 Januari 2020 | 15:17 WIB - Redaktur: Tobari - 366
Tuapeijat, InfoPublik - Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai menggelar rapat koordinasi pelayanan kesehatan masyarakat, di aula DPMPTSP selama dua hari dari Senin-Selasa (20-21/1/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmuddin Siregar menyampaikan bahwa tujuan Rakor tersebut untuk meningkatkan fungsi manajemen, menyampaikan pencapaian 2019 dari indikator yang sudah ditetapkan.
Serta, penyamaan persepsi semua jajaran petugas kesehatan dengan persiapan dan penegasan target 2020 demi mewujudkan masyarakat sehat berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan.
"Kita senang Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet turut mendukung bahwa semua OPD terkait harus ikut berpartisipasi dan mendukung dalam bidang kesehatan. Makanya kita lakukan konvergensi agar masyarakat dan Mentawai sehat," ujar Lahmuddin, Senin (21/1/2020).
Ia mengklaim capaian 2019 sudah semakin membaik berdasarkan beberapa indikator. Diantaranya, angka kematian bayi tahun 2019 24,8 per 1.000 dari target RPJMD 25,5 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu 191,3 per 100.000 dari target 361 per 100.000 kelahiran hidup.
Tahun 2019 angka kematian ibu menurun menjadi 3 dari 5 pada tahun 2018 lalu khususnya berada di Pagai utara dan pagai selatan, sementara Pulau Sipora dan Siberut nihil.
Dari 1.568 kelahiran, 3 ibu meninggal dunia dan bayi yang meninggal 39. Kemudian, angka stunting 25,5 % dari target 28% yakni di bawah angka Sumbar.
Kita terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi dan kita berada pada posisi 5 terbaik di Sumbar.
"Kita terus memacu semangat petugas kesehatan agar betul-betul hadir melayani masyarakat, tidak sering meninggalkan tempat tugas, dekat dengan masyarakat, dan warga juga turut bekerjasama, jadi kita bangun dua arah," tuturnya.
Sementara itu, penyakit yang paling banyak dalam kurun waktu empat tahun terakhir, ia katakan, masih berputar pada penyakit berbasis lingkungan dan tidak menular, seperti, Ispa, gastritis, rematik, observasi febris (demam), cephalgia (nyeri kepala), diare, dan hipertensi.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat agar memperbaiki kondisi lingkungan serta mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
Penderita penyakit malaria 2,55 per mil antara dua sampai tiga orang dalam 1.000 orang yaitu malaria sedang dengan data tertinggi di Sioban dan Bosua.
Terkait penyakit TB, pihaknya menekankan sosialisasi kepada masyarakat agar mau berobat dan meminum obat secara berkelanjutan dan teratur dalam jangka waktu lama agar bisa sembuh.
Lahmuddin meminta ke depan adanya dukungan dari stakeholder terkait pembangunan infrastruktur sumber air bersih, jamban, stunting, dan gizi buruk. (KS/toeb)