Wabup Kubu Raya: Empat Pilar Kebangsaan Harga Mati

:


Oleh MC KAB KUBU RAYA, Jumat, 29 November 2019 | 16:03 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 521


Kubu Raya - Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo merasa empat pilar kebangsaan sebagai pondasi negara perlu diimplementasikan kembali kepada tenaga pendidik karena keberadaan kelompok yang merongrong empat pilar sudah nyata adanya. Disaat inteloren disampaikan secara terang-terangan serta pemahaman radikalisme oleh oknum masyarakat.

Dengan keadaan tersebut, Sujiwo menilai telah terjadi pengeroposan pada sendi-sendi empat pilar karena adanya hantaman dari pihak-pihak yang ingin meruntuhkan bangsa Indonesia. Apabila hal tersebut dibiarkan, empat pilar sebagai pondasi negara lama-kelamaan bisa runtuh maka bangsa Indonesia juga bisa runtuh.

“Nah, supaya empat pilar ini tidak runtuh (ambruk) maka harus ada komitmen bersama. Bagi ASN empat pilar itu sudah harga mati, harus setia terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, sehingga apabila ada oknum yang terpapar maka aparat penegak hukum dapat memberikan sanksi yang tegas,” jelasnya, ditemui usai kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Aula Randayan, Sungai Raya, Kamis (28/11/2019).

Menurutnya dengan banyaknya peserta dari PGRI maka pesan terhadap menjaga keutuhan empat pilar tersebut dapat diimplementasikan kepada tenaga pendidik untuk disampaikan kepada para murid sekolah yang dimulai dari dini.

“Tentang pentingnya menjaga empat pilar ini, agar tetap kokoh demi menjaga persatuan dan kesatuan yang ada di negara Indonesia,” tambahnya.

Dirinya juga mendorong pemahaman nasionalisme dapat menjadi kurikulum khusus dalam proses belajar dan mengajar. Sempat mendalami P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Sujiwo menilai P4 merupakan peningkatan rasa terhadap nasionalisme dan patriotisme bagi warga negara Indonesia.

“Makanya kita berharap kedepannya P4 dapat dihidupkan kembali atau dengan nama lain tetapi intisarinya adalah siswa-siswi mendapatkan ilmu sehingga terbentuknya karakter cinta terhadap tanah air sehingga tidak terpapar oleh kelompok-kelompok tertentu,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kubu Raya Frans Randus menegaskan hingga hari ini pihaknya belum mendeteksi adanya oknum anggota PGRI yang terpapar radikalisme dan intoleran.

Dirinya juga sering meyampaikan kepada anggota PGRI Kubu Raya agar memberikan pemahaman kepada murid sekolah tidak rasis. Dengan pemahaman empat pilar kepada tenaga pendidik, Frans menyatakan dunia pendidikan telah menyelamatkan 50 persen keutuhan NKRI.

“Alhamdullilah sampai hari belum ada. Kami tetap melakukan pengawasan. Apalagi nantinya ada wacana di Kemenag dan Kemkominfo untuk membuat sistem aplikasi untuk melaporkan oknum guru yang terpapar radikalisme atau sikap intoleran,” terangnya.

PGRI ditegaskan Frans telah melakukan Diklat maupun konfrensi mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa untuk memberikan penguatan empat pilar.

“Hasil itu akan diteruskan kepada anak didiknya di sekolah untuk penguatan empat pilar. Sebab kita sering kali mendengar masih ada siswa yang sering terjadi pembulian maupun perkelahian. Ini yang harus kita cegah,” pungkasnya.

Dikesempatan yang sama anggota DPD RI, Sukiryanto mengatakan empat pilar wajib hukumnya untuk ditanamkan ke masyarakat.

“Seperti guru sangat berperan menanamkan empat pilar ke murid-muridnya yang jumlah ratusan. Jadi sangat penting bagi guru,” jelasnya.

Diakui Sukiryanto sejauh ini ia belum dapat mengetahui ada oknum guru yang terpapar radikalisme maupun intoleran.

“Radikalisme itu oknum. Bukan muslim. Itu hanya kesalahan dalam memahami karena bukan ajaran agama,” tegasnya. (Ird/MC KubuRaya)