:
Oleh MC KAB KUBU RAYA, Kamis, 24 Oktober 2019 | 09:01 WIB - Redaktur: Kusnadi - 483
Kubu Raya, InfoPublik – Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo mengapresiasi kiprah santri dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Menurutnya, para santri terbukti telah berkontribusi nyata dalam mengawal eksistensi bangsa dan negara.
“Sudah tidak diragukan lagi para santri konsisten mengawal yang namanya Pancasila, UUD 1945, bineka tunggal ika, dan NKRI. Bahkan dari sejak jauh sebelum kemerdekaan bangsa,” ujar Sujiwo saat menjadi Pembina Apel Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Halaman Kantor Camat Rasau Jaya, Selasa (22/10/2019).
Sujiwo menuturkan, tantangan Indonesia ke depan berasal dari internal. Yakni kelompok-kelompok intoleran dan radikalisme. Bukan tantangan dan ancaman dari luar negeri. Karena itu, ia menyebut pentingnya peran santri dalam upaya mengawal eksistensi bangsa Indonesia dengan keberagamannya.
“Pesantren adalah laboratorium perdamaian. Di mana di dalamnya disemai ajaran Islam yang rahmatan lilalamin. Islam yang ramah dan moderat. Dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak, toleran, dan adil,” ucapnya.
Terkait penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, Sujiwo berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan DPR RI. Menurutnya, Hari Santri Nasional sangat penting sebagai momentum untuk mengenang peran santri dalam sejarah perjalanan bangsa.
“Hari Santri mengingatkan kita semua bahwa peran santri dan ulama dalam perjuangan bangsa dan negara ini sangat luar biasa,” sebutnya.
Sujiwo menilai peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2019 terbilang istimewa. Sebab, di tahun 2019 pula pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Adanya undang-undang ini memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan, tapi juga fungsi dakwah dan pengabdian masyarakat.
“Dengan undang-undang ini, negara hadir untuk memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi kepada pesantren dengan tetap menjaga kekhasan dan kemandiriannya. Dengan undang-undang ini pula tamatan pesantren memiliki hak yang sama dengan tamatan lembaga lainnya,” terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah Rasau Jaya, K.H. Ismail Ghofur, bersyukur dengan ditetapkannya Hari Santri sejak tahun 2015 lalu. Menurutnya, Hari Santri Nasional memberikan semangat kepada para santri yang disebutnya telah berjuang secara kultural. Adanya Hari Santri, ujar dia, menjadi bentuk nyata pengakuan pemerintah akan kontribusi santri dalam eksistensi negara.
“Karena pemerintah sudah merespons dengan sepenuhnya melalui Hari Santri ini, maka kami tidak saja berada di kulturalnya, tapi insya Allah dengan sungguh-sungguh siap terus membela negara atas nama santri-santri, murid-murid para kiai,” tegasnya. (MC KubuRaya/ird)