:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Minggu, 22 September 2019 | 20:09 WIB - Redaktur: Tobari - 262
Pidie, InfoPublik - Wali kota Subulussalam H. Affan Alfian dan Wakilnya Drs. Salmaza, MAP menghadiri pembukaan MTQ Aceh XXXIV di Pidie, Sabtu (21/9).
MTQ Aceh XXXIV dbuka oleh Plt Gubernur Aceh H. Ir. Nova Iriansyah, MT dengan penekanan tombol sirine secara bersama-sama Tuan Paduka Wali Nanggroe Tgk. Malik Mahmud Al Haitar, mantan Gubernur Aceh Prof. DR. Samsudin Mahmud, Bupati Pidie Roni Ahmad dan lainnya.
Plt. Gubernur Aceh dalam mengawali kata sambutannya menyebutkan Al quran sangat beda dengan kitab samawi lainnya. Bacaan Al quran yang dibaca menggunakan nada seni akan lebih baik daripada diucapkan secara diam-diam.
Rasulullah SAW adalah seorang qari yang mampu mendengungkan suaranya tatkala membaca Al quran. Suatu ketika beliau membaca salah satu ayat yang terdapat dalam surat Al Fath. Lantunan suara beliau yang merdu sempat membuat para sahabat terpukau, malah unta yang ditungganginyapun terperanjat, kisahnya.
Salah seorang Qari kesayangan Nabi yang memiliki suara merdu adalah Abu Musa Al Asy’ari. Imam Muslim dalam riwayatnya bahwa pada suatu malam beliau mendengar bacaan Al quran yang dilantunkan Abu Musa sehingga Rasulullah berkata kepadanya “ Semalam aku mendengar engkau membaca Al quran, bahwa engkau telah dianugerahi suara yang bagus dari keluarga Nabi Daud as".
Hadits itu menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah membaca Al quran dengan lisan dan suara yang merdu sangat digalakkan bahkan dianjurkan Nabi SAW. Karena bacaan dengan lengkungan dari suara merdu akan menggetarkan jiwa menambah keimanan kepada Allah SWT.
Sehubungan dengan itu, digelarnya MTQ menjadi salah satu sarana menjaga kemurnian Al quran melalui tradisi lisan para pembaca dan penghafal, sehingga al quran tetap terjaga eksistensinya dari satu generasi ke generasi yang lain, pungkasnya.
Upaya menjaga kemurnian Al quran inilah yang menjadi salah satu misi dan tujuan penting pemerintah mengadakan berbagai perlombaan dalam Musabaqah Tilawatil Quran. Disamping itu juga MTQ menjadi sarana da’wah dengan upaya memperkenalkan Al quran kepada masyarakat.
MTQ menjadi salah satu media yang sangat efektif dalam menyebarkan syiar islam karena unsur seni dalam MTQ dianggap sebagai salah satu daya tarik tersendiri yang dapat mendorong minat masyarakat dalam mempelajari Al quran.
Nova mengajak masyarakat agar tidak memandang even MTQ sebagai even rutinitas pemerintah saja bukan juga ajang kompetisi dalam seni membaca Al quran melainkan kita melihat bahwa pergelaran ini sarana menyebarkan syiar da’wah islam, ajang memperkuat ukhuwah, dan memperkuat silataurrahim yang pada akhirnya akan melahirkan kesadaran umat islam mencintai dan membaca Al quran.
Karenanya MTQ ini diharapkan menambah minat masyarakat dalam membaca dan belajar Al quran serta mengupayakan agar Al quran benar-benar tertanam dalam hati masyarakat , menghadirkan suasana islami, dan dapat membawa pengaruh positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebutnya.
Berbagai macam media telah mempengaruhi pola pikir dan karakter masyarakat muslim di Aceh dan arus weternisasi , disadari atau tidak posisi Al quran dalam kehidupan masyarakat pada umumnya sudah tersisihkan dan dikalahkan oleh televise, internet dan hal lain.
Banyak generasi kita tidak lagi memiliki karakter islami malah sangat ironi , pemakaian narkoba pergaulan bebas dan lain dikalangan generasi muda kita sudah pada tahap sangat mengkhawatirkan, sebutnya.
Ia berharap melalui event MTQ ini dapat merangkul generasi muda yang rentan dengan pengaruh negatif tersebut, supaya dapat menjalani kehidupan yang lebih religious.
Pergelaran MTQ ini dihadiri pejabat dari tingkat Provinsi, kepala daerah se-Aceh jajaran perwira TNI/Polri, kalangan tokoh masyarakat tuan rumah dan lainnya.
Antusiasme masyarakat menghadiri pembukaan menjadi suasana tersendiri karena ribuan masyarakat Pidie membludag dan memadati arena utama sehingga untuk bergerakpun agak kesulitan karena padatnya masyarakat yang hadir. (MC Kota Subulussalam/toeb)