:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Rabu, 4 September 2019 | 04:22 WIB - Redaktur: Tobari - 426
Subulussalam, InfoPublik - Wali kota Subulussalam H. Affan Alfian cetuskan Kota Subulussalam sebagai kota santri, disampaikan pada saat diskusi tentang pendidikan dayah di Kota Subulussalam yang diinisiasi oleh Majelis Pendidikan Daerah Kota Subulussalam, di Aula Pendopo Wali kota,Selasa (3/9).
H. Affan menegaskan bahwa Pemko mendukung penuh upaya-upaya untuk meningkatkan pendidikan dayah lingkup Kota Subulussalam, sebutnya.
Dayah adalah tempat untuk membentuk karakter ummat dan mencetak kader-kader ulama, maka kualitas pendidikan di semua dayah harus ditingkatkan. Persaingan dalam pendidikan dayah tentu bisa meningkatkan kualitas santri.
Ketua Majelis Pendidikan Daerah Kota Subulussalam Jaminudin selaku penyelenggara menyampaikan digelarnya diskusi tentang pendidikan dayah di Kota Subulussalam berharap kualitas pendidikan dayah bisa meningkat dan bisa bersaing dengan daerah lainnya.
Tentu lulusan dayah bisa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. “ Belajar ke Timur Tengah tentu menjadi kebanggaan santri, “ katanya.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dayah berharap support dari pemko khususnya dan stakeholder lainnya, tanpa dukungan tentu akan mengalami kendala.
“ Dayah itu memilki orientasi yang jelas yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membimbing santri menjadi anak yang cerdas, sholih dan berakhlak karimah, “ ucap Fadhil Rahmi mengawali penyampaiannya.
Orientasi pendidikan dayah itu tergantung tujuan pendiriannya. Banyak model dayah yang kita ketahui, ada model salafi juga ada terpadu.
Dalam kontek diskusi ini kita tidak membedakan perbedaannya namun bagaimana kualitas dayah bisa dan mampu melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. “Standar pendidikan dayah harus mengikuti standar global, “ katanya.
Inovasi dan kreativitas dalam dunia pendidikan dayah harus mencerminkan ciri khasnya masing-masing. Standar internasional menjadi sandaran kita, mau ke belajar ke Timur Tengah tentu kemampuan bahasa arab harus dimiliki juga didukung dengan hafalan qurannya.
Ia bangga adanya program beasiswa Pemko dikirimnya para santri belajar ke Pulau Jawa tentu ini akan melahirkan santri-santri yang berkualitas dalam ilmu keagamaan.
Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh sejak tahun 2013 melakukan bimbingan kepada calon mahasiswa yang akan belajar ke Timur Tengah. Berharap santri asal Kota Subulussalam bisa melanjutkan pendidikannya kesana, ucapnya.
Banyak hal yang didiskusikan dalam kesempatan tersebut, berbagai pandangan disampaikan. Terkait model pendidikan ada yang tetap dengan azasnya yakni fokus pada pendidikan tradisional. Ada juga yang melakukan pembaharuan dengan sistem terpadu atau modern.
Perbedaan pandangan menurut pantauan jurnalis tentu sah-sah saja tergantung background pendidikan pembicaranya. Dari diskusi tersebut para pimpinan dayah berharap Pemko membentuk dinas baru yakni Dinas Pendidikan Dayah yang berdiri sendiri juga ada dukungan operasional dayah.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Subulussalam Drs. Salmaza, MAP dan istri, Wakil Ketua MPU Ust. Mansyur, Ketua DPRK Sementara Ade Fadly, Anggota DPRK Karlinus, Dedi M. Ridha Bancin, Kalidin.
Serta, Kadis Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Drs. M. Yakub, kakan Kemenag Kota Subulussalam H. Maran Z, S. Ag. MM, Anggota MPD, Sekretaris MPD dan para pimpinan dayah. (MC Kota Subulussalam/toeb)