:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Minggu, 25 Agustus 2019 | 11:43 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 441
Subulussalam, InfoPublik – Sejumlah pejabat dalam lingkup Pemerintah Kota Subulussalam, pemerhati lingkungan, tokoh masyarakat mengikuti rapat kajian rencana pembangunan PLTA yang dibuka Walikota Subulussalam H. Affan Alfian, bertempat di Aula LPSE Setdako Subulussalam, sabtu (24/8/2019).
Mengawali kata sambutan Asisten Ekonomi Pembangunan Lidin, SH menyebutkan bahwa tiga bulan yang lalu telah menghadap investor tiga konsorsium berencana investasi membangun PLTA di sungai lae sauraya kecamatan Sultan Daulat, tiga konsorsium yakni Pt. Aden, PT. Saman dan PT. Hyundai.
Tindaklanjut terhadap hal itu, kita telah menyelenggarakan pertemuan atau sosialisasi terkait rencana tersebut di bulan juni lalu. Dan kali kedua di bulan Agustus ini kita juga melakukan rapat kajian terhadap permohonan konsorsium tersebut yang apabila tercapai maka nilai investasi sebesar 6,3 T, sebutnya.
Ini merupakan investasi yang sangat besar. Berharap dalam rapat ini bisa memberikan masukan dan saran untuk kebaikan kita bersama, pinta Lidin.
“ PLTA merupakan energi baru dan terbarukan selain energi fosil," ujarnya mengawali kata sambutannya.
Air sungai yang ada di daerah kita ternyata memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa sehingga investor berharap bisa membangun di Kota Subulussalam, sebutnya.
PLTA tidak mengakibatkan adanya polusi udara atau akan menghabiskan air namun demikian terkait rencana ini perlu kajian yang komprehensif karena dampaknya adalah kita semua.
Pemerintah Kota jelas membuka selebar-lebarnya investor yang akan menanamkan sahamnya di Kota Subulussalam namun harus mengikuti aturan juga harus ada nilai positif untuk pemerintah kota dan masyarakat Kota Subulussalam, pintanya.
"Diadakannya rapat ini agar semua pihak menyampaikan pendapat, saran, pertanyaan agar proyek yang besar ini bisa bermanfaat bagi kita semua jangan menjadi mudhorot,"tuturnya.
Hasbi, BM, S. Hut pemerhati lingkungan dari LSM Kapur menyebutkan awalnya tidak mengetahui adanya rencana pembangunan PLTA di Kota Subulussalam. Ia mendengar informasi dari media sosial.
“ Subulussalam negeri bertuah, “ sebutnya. Dulu kita terkenal dengan penghasil kayu terbesar di Aceh, hilang kayu muncul sawit. Harga sawit jatuh muncul walet, dan sekarang datang air.
“ Ini luar biasa menurut saya,” ungkap Hasbi. Dengan investasi yang luar biasa yakni Rp6, 3 Trilliun jelas sangat besar. 3 T saja kalau beredar di daerah kita saat proses pembangunan pasti berdampak positif untuk perputaran ekonomi di Kota Subulusssalam, pungkas Hasbi.
Banyak membutuhkan tenaga kerja dan tentu pendapatan daerahpun akan meningkat. Kita pahami bersama bahwa untuk meningkatkan PAD sangat sulit bagi kita. Dengan adanya investasi ini menjadi peluang kita, “ yang terpenting adalah komitmen investor untuk masyarakat dan daerah kita.”
“ Ada pro dan kontra itu hal yang biasa menyikapi hal ini, “ saya jelas mendukung investasi ini,"urainya.
Komisaris Utama PT. Aden Mukmin W. Atmo Pawiro menyebutkan bahwa terdapat 52 titik PLTA telah beroperasi di Indonesia dibangun oleh tiga konsorsium. Yang kami minta dari Pemko adalah izin rekomendasi, sebutnya.
Untuk menindaklanjuti rekomendasi tentu banyak hal yang harus dilewati, layak atau tidaknya nanti mekanisme aturan yang harus kita lakukan.
“ Izin Amdal salah satunya, “ tentu banyak melibatkan pemangku kepentingfan.
"Terkait tenaga kerja tentu secara bersama-sama menyiapkan kapasitas dan kemampuan. Maka perlu daerah menyiapkan sumber daya manusia melalui kerjasama dengan SMK,"ujarnya.
Untuk membangun jelas perlu menyipkan sarana prasarana pendukung karena kita membawa alat atau perangkat yang sangat berat. Tentu ini perlu kita siapkan bersama-sama, ungkap Mukmin.
Turut hadir, Wakil Walikota Subulussalam Drs. Salmaza, Sekda Ir. Taufik Hidayat, MM, Anggota DPRK M. Ridho Bancin, Ketua Kadin Pianti Mala.