Pelepasan Siswa SMKN 2 Garut, Bernuansa Agamis dan Budaya Lokal

:


Oleh MC KAB GARUT, Senin, 6 Mei 2019 | 10:30 WIB - Redaktur: Kusnadi - 656


Berbeda dengan sekolah menengah kejuruan lain di Kabupaten Garut, prosesi pelepasan siswa di SMK Negeri 2 Garut dengan tema “Kita Sambut Ramadhan dengan Suka Cita Disertai Amalan yang Sempurna Guna Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa Sebagai Landasan Terwujudnya Insan Kamil yang Berdaya Saing Tinggi dan Mandiri" , ditandai dengan prosesi bernuansa seni budaya sunda. Bahkan tidak hanya itu, siswa, orang tua dan guru di berikan tausyiyah oleh da'i asal Garut, KH. Dr. Jujun Junaedi, M.Ag.

Pihak SMKN 2 Garut memang sengaja mengundang DR. KH. Jujun Junaedi, M.Ag sebagai upaya memberikan bekal mental agama kepada peserta didik kelas XII yang akan meninggalkan almamaternya, karena bekal mental keterampilan sudah disiapkan oleh sekolah.

Menurut Kepala SMKN 2 Garut, Bejo Siswoyo, S.TP., M.Pd., usai prosesi pelepasan sejumlah 667 peserta didik Kelas XII Tahun Pelajaran 2018/2019, Sabtu (4/5), penyelenggaraan ini sebagai tanda rasa syukur setelah melaksanakan USBN, UNBK, dan Ujikom di lingkungannya berjalan lancar, meski pengumuman kelulusannya sendiri baru diumumkan miggu depan (11/5).

“Bekal agama, bekal akhlaq kita berikan disamping menyambut bulan Suci Ramadhan 1440 Hijriah,” ujarnya.

Menurut Bejo, momen terindah semasa duduk di bangku sekolah yang  akan ditinggalkan dan harus memilih tiga opsi;  kerja, melanjutkan pendidikan atau berkeluarga.

Prosesi pelepasan peserta didik kelas XII secara simbolis di kemas dalam bentuk tradisi upacara adat Sunda "Sungkeuman" disertai “lengser”, penari dan Paskibra "Pasema" SMKN 2 Garut, sebagai tanda pamit kepada sekolah di akhir masa pendidikannya.

Acara yang dihadiri Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah XI Provinsi Jawa Barat, Dra. Hj. Lilis Rosita, M.Si., komite SMKN 2, para orang tua dan tamu undangan lainnya diakhiri dengan tausyiyah dari DR. KH. Jujun Junaedi. Ia mengingatkan agar tidak melupakan tiga hal, orang tua, guru dan lingkungan tempat ia mengenyam pendidikan. Menurutnya, sepintar apapun dia, bila meluoak tiga sosok ini, ia tidak menjamin orang ini sukses.

Di bagian akhir Jujun mengajak semuanya yang hadir untuk memaknai kembali peran guru sebagai sosok yang perlu digugu dan ditiru. Sehingga pendidikan karakter yang kerap didengungkan bisa tercapai.(Humas Diskominfo Garut)