:
Oleh KAB. PASAMAN BARAT, Senin, 15 April 2019 | 09:59 WIB - Redaktur: Kusnadi - 939
Lubuk Sikaping, InfoPublik - Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu daerah yang penduduknya masih banyak Stunting. Untuk menuntaskan hal tersebut, Pasbar melakukan Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting, belum lama ini, di aula kantor bupati Pasbar.
Dalam kegiatan Rembuk Aksi Penurunan Stunting tersebut, Bupati Syahiran dan semua stakeholder yang hadir, termasuk dari Kementerian Kesehatan membahas rencana kerja aksi konvergensi stunting yang akan dimasukkan ke dalam RKPD dan Renja OPD.
Syahiran menjelaakan, Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak, sehingga tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya.
"1.000 hari pertama kehidupan anak seharusnya mendapat perhatian khusus, karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan," ujar Syahiran.
Ia melanjutkan, penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, daerah, nagari. Karena, sektor kesehatan atau gizi spesifik hanya menyumbang 30 persen terhadap prevalensi stunting, sedangkan 70 persen lagi berasal dari aspek lainnya.
"Rembuk stunting ini suatu langkah penting yang dilakukan pemerintah daerah. Rembuk stunting secara khusus membahas rencana kerja aksi Konvergensi stunting pada tahun 2019 dan 2020 yang akan dimasukkan ke dalam RKPD, maupun Remaja OPD," jelas Syahiran.
Di akhir sambutannya Syahiran berpesan, agar OPD memprioritaskan intervensi pada lokus dengan prevalensi stunting yang tinggi pada tahun 2020.
"OPD menyempurnakan data intervensi cakupan program sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dan Pemerintah nagari perlu meningkatkan dukungan terhadap intervensi stunting melalui APB Nagari," tutupnya. (MC Kab. Pasaman Barat)