:
Oleh MC KAB GARUT, Jumat, 22 Maret 2019 | 12:46 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 389
Garut, Infoublik - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke kabupaten Garut yang disambut langsung oleh Bupati Garut Rudy Gunawan bertempat di Gor Ciateul Garut, Kamis (21/3/2019).
Kedatangan Menteri Pertanian dalam rangka melepas ekspor secara langsung 5 ton kentang senilai Rp 340 miliar ke Singapura hasil panen petani asal Kabupaten Garut sekaligus melepas dua komoditas lainnya yakni 19 ton manggis senilai Rp 392 juta, dan barecore atau plywood 591,3 M3 dengan nilai Rp 1,4 miliar tujuan Tiongkok.
Dalam sambutanya Bupati Garut Rudy Gunawan mengucapkan selamat datang kepada Mentan yang telah kembali berkunjung ke kabupaten Garut untuk Kelima kalinya.
”Tentunya kehadiran Bapak Menteri merupakan angin segar bagi petani kabupaten Garut, karena dengan seiringnya kehadiran beliau akan membawa banyak hadiah bagi petani yang beliau bawa dari Jakarta,” kata Rudy Gunawan.
Masih kata Bupati Rudy Gunawan, banyak sudah berbagai bantuan dari Kementan yang sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani, produksi jagung yang semakin meningkat merupakan salah satu andil yang dirasakan oleh petani Garut saat ini.
”Sebagai penduduk yang sebagian merupakan petani, dengan banyaknya bantuan dengan jumlah hampir 1,5 triliun rupiah yang dikucurkan Kementan ke kabupaten Garut, berdampak pada turunnya angka kemiskinan di kabupaten Garut”, ujar Bupati Rudy Gunawan.
Rudy Gunawan menjelaskan, dampak nyata yang dirasakan oleh kabupaten Garut dalam mengentaskan kemiskinan yaitu turunnya angka kemiskinan di kabupaten Garut 2 % dari yang pada tahun 2017 sebesar 11.28 % menjadi 9,28 % pada tahun 2018.
”Tentunya penurunan itu kita rasakan atas adanya program – program yang diberikan bapak Menteri beserta Dirjen – dirjen Kementerian Pertanian kepada kabupaten Garut,” ungkapnya.
Sementara itu Andi Amran Sulaiman menyampaikan, momentum ekspor ini perlu di ekspose oleh rekan – rekan media, hal yang menggembirakan untuk saat ini adalah bebasnya Negara Indonesia import Kentang dari luar, begitu pula untuk kentang industri, bahkan saat ini kita eksport komoditi tersebut.
”Momentum ekspor ini harus kita ekspose, kita publikasikan agar petani tambah bersemangat, investor tertarik dan produk pertanian kita lebih dikenal di pasar dunia,” kata Amran dihadapan 5.000 petani dari 23 Kecamatan di Garut.
Amran juga mengapresiasi para pelaku usaha di bidang agribisnis yang telah turut mendukung dan memberi nilai tambah bagi petani yang turut hadir, masing-masing PT. Alamanda Sejati Utama, PT. Sumber Jaya Manggis, dan PT. Bineatama Kayone Lestari.
Sebagai komoditas wajib lapor Karantina, sesuai dengan persyaratan mitra dagang, Amran menjamin jajarannya di Badan Karantina Pertanian (Barantan) akan lakukan tugasnya dengan baik. Barantan juga tengah gencar galakkan ekspor dengan memberikan bimbingan teknis pelaku agribisnis masuki pasar ekspor, Agro Gemilang.
“Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda. Tidak saja sebagai trade facilitator, memperlancar perdagangan jajaran Barantan juga siap kawal petani,” terang Amran.
Menteri Pertanian ini menyampaikan, berdasarkan data dari sistem otomasi Barantan 2018 tercatat eksportasi komoditas kentang melalui sertifikasi di Karantina Bandung sebesar 1.000 ton dengan nilai ekonomi Rp 20 miliar.
Sementara itu untuk ekspor manggis, dalam kurun waktu triwulan pertama 2019, terdata total 1.261,2 ton dengan nilai Rp 17,6 miliar tujuan China, dan ekspor barecore total 926 kontainer dengan nilai Rp. 129,6 milyar dengan tujuan China dan Timur Tengah.
Selain itu, Amran juga menyampaikan selama periode Januari-Maret 2019, ekspor sayuran tercatat sebanyak 293 ton, dengan frekuensi pengiriman sebanyak 372 kali, dan ekspor manggis sebanyak 833 ton dari total 1.586 ton atau sebesar 52.5 persen dari total ekspor manggis asal sertifikasi Karantina Bandung.
Selain melepas ekspor, Mentan Amran juga menyerahkan aplikasi i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export) yang bertujuan untuk mendata laluluntas ekspor pertanian secara real time di Jawa Barat.
“Harapannya, ini dapat digunakan Pemerintah Daerah sebagai landasan kebijakan pengembangan komoditas unggulan. Ini program nyata untuk mendongkrak ekspor di seluruh Indonesia, termasuk dari kontributor ekspor terbesar, Provinsi Jawa Barat,” urainya.(Sumber: Humas Diskominfo Garut/eyv)