:
Oleh MC KOTA SUBULUSSALAM, Rabu, 12 Desember 2018 | 04:33 WIB - Redaktur: Tobari - 455
Subulussalam, InfoPublik - Sekda Kota Subulussalam H. Damhuri, SP. MM membuka Muskot II MAA Kota Subulussalam Periode 2018-2023, bertempat di Aula LPSE Setdako Subulussalam, selasa (11/12/2018).
Sebanyak 23 peserta terdiri dari pemangku adat, ketua MAA, Imam Mukim, Tokoh Adat Kecamatan menjadi peserta kegiatan tersebut, sebut Asisten Pemerintahan sekaligus Ketua Penyelenggara Drs. M. Yakub, MM dalam laporannya.
Dikatakannya tema Muskot II " Melalui Muskot Majelis Adat Aceh Kota Subulussalam mari kita bina dan lestarikan serta kita gali adat istiadat yang bernafaskan islam."
Ada pepatah " hilang adat mike tulus "' (hilang adat kemana kita cari), maka perlu kita lestarikan budaya kita, ucap Asisten I.
Mengawali orasi budaya dihadapan peserta Muskot II MAA, Sekda Kota Subulussalam sekaligus pemerhati budaya Kota Subulussalam H. Damhuri, SP. MM menyebutkan ayat suci Al quran yang artinya " Wahai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu jenis laki- laki dan perempuan, dan menjadikan bersuku-suku bangsa untuk saling mengenal ". Ini yang perlu kita pahami bersama.
Sekda sebutkan ada beberapa hal kunci untuk melestarikan budaya yang pertama pelestarian bahasa, kedua adat istiadat, ketiga tari, keempat makanan, kelima motif, keenam pelestarian rumah adat.
Bahasa daerah adalah hal yang sangat penting dalam melestarikan budaya. Saat ini penutur bahasa daerah semakin berkurang akibat terjadi pembauran dan faktor lainnya. Apabila hal ini tidak diantisipasi maka dikhawatirkan bahasa daerah akan punah.
Sebenarnya perlu kita buat kebijakan daerah dengan aturan misalkan sehari dengan komunikasi bahasa daerah di instansi pemerintah atau dibuat pelajaran muatan lokal.
Pelestarian adat istiadat, tari, makanan atau kuliner, motif dan rumah adat eksistensinya menjadi tanggung jawab bersama. Bali sebagai destinasi wisata nasional dan internasional menjadi contoh kita.
Menurutnya, perlu kita galakkan satu desa satu rumah adat, ada sanggar-sanggar tarian dan membiasakan persembahan kuliner lokal disetiap kegiatan resmi pemerintah dan masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai wujud kecintaan terhadap budaya daerah..
Sekda juga menyayangkan keuchik selaku pemangku adat masih banyak yang tidak peduli dengan pelestarian budaya padahal bisa memanfaatkan dana desa, keluhnya. "Apa perlu juga dibuat aturan setiap pemangku adat wajib memiliki kemampuan tarian daerah," kata Sekda.
Sekda juga mengingatkan kepada peserta Muskot II untuk tidak memberi dan menerima uang, karena ini tidak baik dan berdosa.
Tampak hadir Ketua DPRK Subulussalam Hariansyah, Ketua MPU Kota Subulussalam Drs. H. Azharuddin, Kasdim 0118/ Subulussalam, Perwakilan Kejari Kota Subulussalam, dan Perwakilan Polres. (MC Kota Subulussalam/toeb)