Industri Jateng Sumbang 40 Persen PDB Regional

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Minggu, 4 Maret 2018 | 11:53 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 449


Semarang, InfoPublik – Sektor industri di Provinsi Jawa Tengah mampu menyumbang 40 persen Produk Domestik Brutto (PDB) regional dari seluruh produk regional yang ada. Atas pencapaian tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian menyampaikan apresiasinya.

“Kami sangat bangga, Jawa Tengah termasuk provinsi yang sumbangan PDB regional industrinya mencapai 40 persen dari seluruh produk regional di Jateng. Artinya, peranan industri di Jateng sangat strategis. Maka Pak Sekda (Jateng), Kepala Bappeda (Jateng) tidak salah sosialisasi dengan mengajak kita selalu melakukan inovasi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara saat rapat koordinasi Jaringan Penelitian dan Pengembangan Inovasi 2018 di Wisma Perdamaian Semarang, Selasa (27/2).

Sementara terkait Rakor, Ngakan tegaskan penting dilakukan, karena ke depan sudah bisa dipastikan industri tidak akan banyak meningkatkan daya saing tanpa inovasi. Keberadaan lembaga penelitian dan pengembangan yang saat ini berada pada Badan Perencanaan Pembangunan mesti selalu dilibatkan dalam perencanaan pembangunan dengan menggandeng para stakeholder.

“Kenyataannya, Litbang sangat diharapkan menjadi tulang punggung peningkatan daya saing produk. Tapi kalau litbangnya tidak diciptakan suatu ekosistem yang bagus untuk tumbuhnya peneliti-peneliti, ini tidak akan banyak berbicara,” tuturnya.

Menurut Ngakan, pihaknya saat ini memiliki puluhan balai yang tersebar di sejumlah provinsi. Antara lain balai sertifikasi, balai pengembangan produk dan balai standarisasi. Keberadaan balai-balai itu untuk membantu pemerintah daerah dalam menransfer kekayaan alamnya menjadi produk yang siap dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri.

Saat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono KS MP berharap, sumbangan PDB regional dari sektor industri bisa semakin besar.

Meskipun dia berpandangan, saat ini inovasi dalam proses produksi yang dilakukan oleh para industriawan juga sudah baik. Mereka pun sudah mulai ada yang menerapkan prinsip 3R, yakni reduce, reuse, dan recycle. 

“Saya berharap inovasi yang dikembangkan benar-benar padat karya, dapat meningkatkan ekonomi rakyat, dan pertumbuhan ekonomi regional lebih tinggi, sehingga pengangguran, kemiskinan yang bisa memengaruhi  inflasi akan terjaga,” tutupnya. (MC. Jateng/TR)