Upacara Hari Pahlawan Tetap Khidmat Meski Diguyur Hujan

:


Oleh MC Kota Subulussalam, Jumat, 10 November 2017 | 19:22 WIB - Redaktur: Tobari - 661


Subulussalam, InfoPublik - Walau suasana hujan Pemerintah Kota Subulussalam tetap mengadakan upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2017 yang diselenggarakan di lapangan sada kota Subulussalam,  dengan inspektur upacara Walikota Subulussalam H. Merah Sakti, Jum’at (10/11).

Perwira Upacara Danramil 05/Simpang Kiri  Kapten Inf. Samsul Bahri,  Komandan Upacara Kapolsek Rundeng  Iptu Asmadi, AM, Pembaca Pancasila Ryan Hanggara, SIP,  Pembaca UUD 1945 Harvyansyah, SIP, Pembaca Pesan-Pesan Pahlawan Saiban Ghafar, S. Pd dan Trisna Desita, SIP, Pembaca Al Qur’an Risdawati, A. Ma. Pd, Pembaca Doa Ketua MPU Kota Subulussalam Drs. Azharudin.

Sementara pasukan upacara antara lain TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara Kota Subulussalam, Tenaga Honor, Satpol PP dan WH, Pegawai Perpajakan dan Bank, Ormas Kepemudaan Perpas, Pramuka .

Dalam amanat tertulis Menteri Sosial RI, yang dibacakan Inspektur Upacara, mengatakan, setiap tanggal 10 November seluruh Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, mengenang para pendahulu kita, pahlawan dan perintis kemerdekaan, para pendiri Republlk Indonesia.

Mereka dengan segenap pemikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif yang mereka lakukan, sehingga saat ini kita semua bisa menikmati hidup di bumi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang sederajat dengan bangsa lain, bangsa yang menyadari tugas sejarahnya untuk menjadikan kemerdekaan sebagai jembatan emas bagi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Para pendiri bangsa mengabarkan pesan penting kepada kita. Pesan itu adalah bahwa setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya kita harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara selanjutnya, yakni berdaulat, adil dan makmur.

Oleh karena pesan fundamental itulah, maka peringatan Hari Pahiawan 10 November tahun 2017 ini kita mengambli tema “ Perkokoh Persatuan Membangun Negeri".

Apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Hari Pahlawan yang kita peringati saat ini didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa “Pertempuran 10 November 1945 ” di Surabaya.

Sebuah peristiwa yang memperilhatkan kepada dunia lnternasional betapa segenap Rakyat Indonesia dari berbagai masyarakat, suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partikularisme golongan bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno pernah menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa Pahlawannya. Kalimat singkat dari Bung Karno ini memiiiki makna yang sangat mendalam bagi kita semua. Tanpa pengorbanan dan perjuangan para pahlawan dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republlk Indonesia.

Saat ini harapan akan masa depan yang Iebih baik tersebut telah ditambatkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kala, melalui sebuah visi transformatif yang mengarahkan dan menghimpun gerak seluruh elemen Republik Indonesia, yakni “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.”

Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut Nawa Cita. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dalam tiga ranah, yaitu ranah mental kultural, ranah material (ekonomi), dan ranah politik.

Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratif, berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ketiga ranah pembangunan tersebut bisa dlbedakan tapi tak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling memerlukan pertautan secara sinergis. Perubahan mental kultural memerlukan dukungan politik dan material berupa politik kebudayaan dan ekonomi budaya. Sebaliknya perubahan politlk memerlukan dukungan budaya dan material berupa budaya demokrasi dan ekonomi politik.

Dalam kesempatan itu, Walikota Subulussalam H. Merah Sakti mengungkapkan kebanggaannya kepada peserta upacara walaupun hujan mereka tetap teguh dan tegak mengikuti rangkaian upacara khususnya kepada anggota pramuka dari tingkat siaga atau sekolah dasar, dan ia pun berjanji akan memberikan bantuan kepada mereka seusai upacara.

Ia juga berharap agar banjir dampak dari meluapnya lae souraya tidak berlangsung lama karena dapat mengganggu aktivitas warga, harapnya.

Usai upacara,  Forkopimda Kota Subulussalam  dan Sekretaris Daerah Kota Subulussalam menyerahkan bantuan kepada 10 orang ahli waris pahlawan atau veteran yang ada di Kota Subulussalam.

Ke-10 pahlawan atau veteran antara lain, Tin Simarmata, lia Bako, Raja Syamsudin, H. Dasen Bancin, Adnan Sambo, H. Abdul Malik, Raja Sultan Daulat, Raja Pasir Belo Usup, Kaya Ujung, Richit. (MC Subulussalam/toeb)