95 Persen Perkembangan Nyamuk Aedes Aegepti Berada di Ban Bekas

:


Oleh Prov. Riau, Kamis, 12 Januari 2017 | 09:59 WIB - Redaktur: Kusnadi - 377


Rokan Hulu, InfoPublik –  Pada kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu, terkadang hujan dan panas, menyebabkan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti penyebar virus Demam Berdarah Dengue (DBD) kian pesat.

Hasil Survei Dinas Kesehatan (Dinkes) Rokan Hulu (Rohul), ternyata 95 persen perkembangan nyamuk Aedes Aegepti ada di ban bekas.

Informasi Kepala Dinkes Rohul, drg Grifino melalui Kasi Pemberantasan Abu Sofyan mengakui, pihaknya sudah lakukan survei ‎dan langsung turun ke lapangan, dan ternyata perkembangan nyamuk Aedes Aegypti terdapat di ban bekas.

“Kini kita berada di siklus lima tahunan, saat kita turun ke lapangan ternyata 95 persen lingkungan masyarakat masih banyak ban-ban bekas yang dibiarkan,” ungkap Abu Sofyan, Rabu (11/), usai melakukan fogging di Wonosri Barat, Desa Koto Tinggi, Kecamatan Rambah.

Tambahnya, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah. Itu terlihat dengan masih banyaknya barang-barang bekas yang berada di sekitar rumah warga. Seperti, adanya barang-barang bekas seperti ban, tong, kaleng dan lain-lainya, merupakan sarang dari perkembangan nyamuk penyebab penyakit DBD.

“Masyarakat lebih memilih membersihkan pekaranganya, setelah ada yang terkena DBD. Seharusnya,  pencegahan akan lebih mudah dan murah ketimbang mengobati,” imbaunya.

Abu Syofyan juga menjelaskan, pihaknya sudah melakukan fogging ke seluruh tempat yang dirasa menjadi tempat perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.

Kemudian, selama tahun 2017 ini sudah ada laporan masuk terkait DBD ‎19 kasus, di antaranya di  Kecamatan Rambah Hilir 5 kasus, Rambah 7 kasus , Tambusai 3 kasus,  Ujung Batu 2  kasus, dan kecamatan Tandun 2 kasus. Sedangkan pada  tahun 2016, ada 201 kasus DBD, dengan kasus tertinggi di kecamatan Rambah dan Rambah Hilir, masing-masing 42 kasus serta 40 kasus.

“Fogging ini hanya sifatnya membunuh indukannya saja, bila riibuan jentik-jentiknya tentu masyarakat yang lebih mengetahui. Sehingga pekarangan rumah harus segera dibersihkan, biar tidak berkembang penyakit DBD,” harapnya.

Di lokasi yang dilaporkan masyarakat terkena DBD, petugas Dinkes lakukan fogging ke rumah-rumah yang dirasa sebagai tempat perkembangan nyamuk aedes Aegypti.

Abu Syofyan juga mengimbau, warga bisa meminta bubuk abate secara gratis, ke puskesmas terdekat kemudian ditaburkan di tempat-tempat yang dianggap bisa menyebarnya jentik nyamuk penyebab DBD.(MC Riau/j/Kus)