:
Oleh MC Kabupaten Sorong, Senin, 1 Agustus 2016 | 08:59 WIB - Redaktur: Tobari - 668
Sorong, InfoPublik – Kabupaten Sorong saat ini memiliki 300 orang bidan, baik yang berstatus PNS maupun bidan pegawai tidak tetap, dan keberadaan mereka tersebar di 18 Puskesmas, Puskesmas pembantu, serta Polindes (poliklinik desa).
“Khususnya bagi para bidan yang bertugas di wilayah pedalaman meski masih menuai sejumlah kendala,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sorong Marice Kambu, S.KM, pada HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-65 tingkat Kabaupaten Sorong, Minggu (31/7).
Tapi karena panggilan tugas dan profesi, hambatan yang ada tetap bukan menjadi masalah bagi para bidan tersebut. Apalagi terkait dengan keselamatan bagi kaum ibu hamil dan anak tetap menjadi fokus utama dalam penggilan tugas profesi ini.
Kita tidak mau melihat adanya suatu kasus kematian ibu dan anak nantinya terbilang tinggi, hanya terkait dengan masalah hambatan di lapangan. Untuk itu peran dan tugas para bidan adalah perpanjangan tangan dari bupati agar bagaimana angka kematian di daerah ini turun menjadi kebanggaan kita bersama.
Dengan kehadiran Bupati Sorong pada kesempatan ini, Marice minta ada dukungan langsung terutama terkait dengan masalah transportasi bagi bidan yang bertugas di wilayah pedalaman.
“Di mana terkadang untuk menolong ibu hamil maupun saat melahirkan atau tugas pelayanan lainnya, membutuhkan biaya angkutan yang begitu besar. Biayanya bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp10 juta,” kata Marice.
Melalui HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-65 tahun ini, ia berharap kepada teman-teman Ketua IBI se-Sorong Raya untuk menyatukan persepsi yang sama dalam tugas dan tanggungjawab kita dalam menyelamatkan angka kematian ibu dan anak.
Sehingga dengan demikian angka –angka tersebut terus diupayakan terus menurun dari waktu ke waktu, karena jika itu berhasil maka akan menjadi kesuksesan kita bersama, katanya. (MC.Sorong/rim/toeb)