Tujuh Kecamatan di Banyuasin Rawan Petir

:


Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Jumat, 24 Juni 2016 | 11:44 WIB - Redaktur: Tobari - 825


Banyuasin, InfoPublik - Cuaca ekstrim belakang ini terus terjadi, dan untuk tiga hari kedepan yakni tanggal 24-28 Juni masih patut diwaspadai, pasalnya hujan deras berpotensi disertai petir dan angin kencang hingga puting belitung.

Di wilayah Banyuasin sendiri terdapat 7 kecamatan tempat kerawanan petir dan angin puting Belitung.

Untuk ke-7 kecamatan tersebut, yakni Banyuasin I, Banyuasin II, Banyuasin III, Muara Telang, Air Kumbang, dan Pulau Rimau serta Rantau Bayur dengan sebaran di 16 desa. Maka bagi masyarakat di wilayah ini dimintai untuk lebih mewaspadai perubahan cuaca tersebut.

Hal itu disampaikan Dani Maulana, Kabid Pencegahaan, Siap Siaga dan Pemadam Kebakaran Kesbangpol Banyuasin, bahwa menurut informasi BMKG, untuk tiga hari kedepan 24-28 Juni akan terjadi cuaca ekstrem di seluruh wilayah termasuk Banyuasin.

"Ya ada 7 kecamatan yang rawan puting beliung, hujan, dan petir. Untuk tahun sebelumnya sejumlah desa di kecamatan tersebut terjadi angin puting beliung, hujan dan petir. Banyak kerugian materi, seperti di Kecamatan Rantau Bayur ada 7 desa terkena dampaknya," jelasnya.

Kawasan itu, merupakan mayoritas dataran rendah, perairan dan berbatasan dengan laut. "Kepada masyarakat kami mengimbau agar lebih waspada beberapa hari ke depan. Hindari keluar rumah saat hujan dan angin, jangan berada di lapangan terbuka, karena rawan petir dan kilat," ungkapnya.

Sedangkan keterangan Kasi BMKG kelas I Kenten Palembang Indra Purna menyampaikan puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan 60-90 kilometer/jam dan berlangsung 5 hingga 10 menit.

Terjadinya angin puting beliung disebabkan adanya perbedaan tekanan yang sangat besar dalam area skala lokal, yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (awan berwarna hitam pekat).

Beberapa gejala datangnya puting beliung, di antaranya, udara panas dan gerah, langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol berlapis-lapis).

Kemudian awan tiba-tiba berubah warna dari putih menjadi hitam pekat (awan Cumulonimbus) dan ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin yang terasa sangat dingin. “Jika fenomena ini terjadi, kemungkinan besar hujan disertai angin kencang, bisa memicu," jelasnya.

Kendati kehadiran puting beliung hingga kini belum dapat diprediksi. Namun patut diwaspadai karena bisa terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area yang sangat lokal. "Ya lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak terjadi di daerah dataran rendah, dekat dengan perairan," kata Indra. (mcbanyuasin/toeb)