:
Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Jumat, 24 Juni 2016 | 06:44 WIB - Redaktur: Tobari - 510
Banyuasin, InfoPublik - Persawahan petani di Kabupaten Bayuasin diserang hama termasuk hama keong mas, dan laporan masyarakat ini mendapat tanggapan Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH dengan meminta Kadistanak Banyuasin untuk segera bertindak.
“Kadistanak harus segera bertindak ketika ada keluhan hama, jangan sampai petani rugi,” perintahnya, belum lama ini.
Sebab, lahan pertanian sawah di Kabupaten Banyuasin saat ini dilanda serangan hama yang mengancam gagal panen bagi petani. Wereng, tikus, hingga keong emas menjadi musuh petani, namun sayang tindakan dari instansi terkait terbilang masih minim.
Seperti keluhan yang disampaikan petani di Desa Sako, Kecamatan Rambutan, yang sejak satu bulan terakhir lahan persawahan mereka diserang hama keong mas. Petani masih menunggu bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Banyuasin.
Ada puluhan hektare sawah diserang hama keong emas akibat air pasang. Keong-keong itu terbawa arus sungai namun ketika surut keong tersebut menetap di lahan persawahan.
Dijelaskannya, serangan hama keong emas ini sebenarnya sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, namun paling ganas serangannya terjadi sejak 6 hari yang lalu. Sebab keong mas ini serangannya sangat ganas, padi bisa habis dalam waktu semalam saja.
“Dan inilah kondisi sawah saya, yang tadinya sudah rapat ditanami, kini gundul, habis dimakan keong mas. Walau upaya untuk membasmi, namun itu sia-sia saja, sebab jumlahnya yang banyak membuat kami kewalahan,” kata Jamirin, seorang petani Rambutan.
Upaya membasmi hama keong mas ini dilakukan secara tradisional dengan mengambil keong satu per satu. Namun sayangnya upaya itu tidak membuahkan hasil, bahkan dengan memberikan racun pun hasilnya nol besar.
Apalagi untuk membeli racun kami tidak sanggup, harganya mahal. Disemprot hari ini, memang keongnya mati. Tapi keesokan harinya akan muncul lagi, karena dibawa oleh air pasang.
“Kami mengharapkan bantuan dari Distanak Banyuasin, tapi belum ada pihak mereka yang datang menolong kami memberantas hama ini,” kata Eko, petani lainnya asal Desa Sako. Kondisi yang sama terjadi di tiga kecamatan kawasan perairan, yakni Muara Sugihan, Muara Padang dan Air Saleh.
Namun sawah petani bukan diganggu keong mas, namun akibat jamur blast atau penyakit patah leher. Feri, petani asal Desa Sumber Makmur Kecamatan Muara Padang, mengaku ada ribuan hektare sawah di kecamatan tersebut yang terserang hama blast yang menyebabkan padi berusia 2-3 bulan tersebut menjadi busuk.
"Kandas mas, pesimis sekali bakalan panen karena serangan blast ini. Padahal kami sudah cukup gembira dengan penanaman yang lalu namun sepertinya gagal karena patah leher ini," kata Feri.
Dia menyanyangkan lambannya penanganan yang dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banyuasin, karena hama blast ini sudah terlihat sejak Desember 2015 lalu, namun nyatanya sampai sekarang belum ada tindakan sama sekali dari instansi tersebut. (mc banyuasin/toeb)