:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Rabu, 22 Juni 2016 | 11:52 WIB - Redaktur: Kusnadi - 278
Pacitan, InfoPublik – Produktivitas tanaman kedelai mulai mengkhawatirkan. Musim panen tahun ini, produksi kedelai terancam anjlok. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) mencatat angka sementara produksi kedelai Pacitan hingga semester pertama tahun 2016 hanya mencapai 1.160 ton. Padahal, target produksi kedelai tahun ini sekitar 5.341 ton.
‘’Capaiannya baru sekitar 22 persen,’’ ujar Gatot Winarso, Kasi Tanaman Pangan Distanak Pacitan.
Untuk memenuhi kekurangan target produksi kedelai sekitar 3.000 ton dirasa sulit. Apalagi, ada kemungkinan para petani kedelai beralih menanam padi. Pertimbangan mereka, musim kemarau tahun ini siklusnya adalah kemarau basah. Artinya, curah hujan masih masih bisa diharapkan untuk bertanam padi.
‘’Kalau fenomena (cuaca) ini berlangsung sampai Juli, diprediksi petani kedelai akan beralih menanam padi,’’ ujar Gatot.
Karena faktor alam tersebut, Gatot pesimis target kedelai bisa terpenuhi atau setidaknya melebihi capaian tahun lalu. Pada 2014 lalu, rata-rata hasil panen kedelai setiap satu hektare mencapai 1,18 ton. Angka itu naik pada tahun 2015 mencapai 1,3 ton untuk per hektare. Untuk menaikkan produktivitas, Distanak menggalakkan program gerakan penanaman, pengelolaan, tanaman terpadu.
‘’Tapi realisasinya terserah petani memilih menanam padi atau kedelai. Kami hanya menyiapkan teknis saja,’’ katanya.
Produksi kedelai di Pacitan, diakui jauh dibandingkan kebutuhan. Kebutuhan kedelai disebutkan mencapai 30 ribu ton. Dari jumlah tersebut hanya mampu tercukupi dari produksi lokal tahun lalu sekitar 5 ribu ton. Sedangkan tahun ini, panen kedelai ditarget sebanyak 6 ribu ton atau 2 ribu ton lebih banyak dari target yang telah ditentukan. ‘’Saat ini kekurangan kedelai disuplai dari Solo,’’ imbuhnya.(Mc Kab. Pacitan/Kus)