:
Oleh Prov. Riau, Jumat, 10 Juni 2016 | 18:45 WIB - Redaktur: Tobari - 448
Pangkalankerinci, InfoPublik - Asmara subuh (Asbuh) di bulan suci Ramadan khususnya tahun 1437 H/2016 M ini, menjadi alasan para remaja untuk keluar rumah. Ini merupakan modus bagi remaja yang berakhlak buruk.
Mereka pamitan untuk solat setelah sahur, tapi ternyata berpasang-pasangan dengan lawan jenis di tempat-tempat sepi. Masih untung, ada masyarakat yang peduli dan membubarkan aksi tidak pantas di bulan suci ramadhan ini.
“Ya, usai shalat subuh, saya bersama beberapa jamaah sengaja berkeliling untuk menghirup udara segar pagi hari. Ternyata sungguh ironis yang kami temukan, lebih sepuluh pasangan remaja sedang berkumpul. Dan bahkan, ada di antaranya yang sedang merokok dengan suara ketawa-ketiwi hiruk pikuk," ujar Dedi Azwandi (33) jamaah Masjid Al Jihad Kelurahan Pangkalankerinci, Kamis (9/6).
Merasa risih dengan ulah remaja yang mengkambing-hitamkan Ramadhan yang penuh berkah, maka sekitar pukul 05.30 WIB dirinya bersama jamaah lainnya lantas mendekati dan menyapa remaja yang seakan tidak terusik dengan kehadiran jamaah.
Sedangkan lokasi persisnya berada di bundaran depan Kantor Arsip dan Perpustakaan dan Kantor Disdukcapil Pelalawan Kompleks Bhakti Praja, Kelurahan Pangkalan Kerinci Barat.
“Mereka santai merokok, sambil kepalanya juga ditutup pakai kain dan lantang-lantang saja mereka mengaku puasa. Tapi saat tanya kenapa merokok dan berpasang-pasangan, mereka terdiam. Saya pun jadi kesal," paparnya.
Alhasil, sambung Dedi, puluhan pasangan anak baru gede (ABG) ini pun lantas angkat kaki setelah dibubarkan oleh jamaah.
“Kalau yang kami bubarkan jumlahnya lebih 10 pasang. Tapi, tempat-tempat lain bagaimana. Solat subuh bahkan tarawih nampaknya dijadikan sebagai kedok saja oleh sebagian remaja kita untuk saling berkumpul pasangan lain jenis ini," ujarnya seraya menyebutkan jemaah menemukan adanya bekas bungkusan plastik berisi lem yang diduga digunakan para ABG ini untuk mabuk.
Untuk itu, sambung Dedi, jamaah berharap adanya peran para orang tua untuk menekan aksi menyimpang para remaja tersebut. Pasalnya, jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka dikhawatirkan moral para remaja akan semakin rusak. (MC Riau/Iin/toeb)