:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Kamis, 26 Mei 2016 | 12:45 WIB - Redaktur: Kusnadi - 720
Pacitan, InfoPublik – Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bencana, seluruh jajaran PLTU Sudimoro menggelar simulasi kebencanaan. Simulasi difokuskan pada penanganan dan penyelamatan saat terjadi bencana alam gempa dan tsunami.
"Harapan kami dengan adanya simulasi ini lebih memantapkan lagi kesiapsiagaan, kewaspadaan teman-teman untuk penyelamatan aset baik itu aset nyawa, aset personal, maupun aset perusahaan yang lain," kata Ardi Nugroho, General Manager PT Pembangkitan Jawa Bali Pacitan usai simulasi.
Kegiatan geladi, lanjut Ardi, merupakan bagian dari Business Contigency Planning perusahaan penghasil listrik berkapasitas 2 kali 315 megawatt tersebut. Dirinya optimis sarana prasarana yang ada di kompleks PLTU dalam kondisi siaga. Demikian pula dengan personelnya.
Diakui, pelaksanaan simulasi masih menyisakan beberapa catatan. Di antaranya perlunya penyertaan estimasi waktu tiap adegan serta kurangnya penghayatan karyawan saat menuju tempat evakuasi. Hal tersebut akan dimasukkan dalam perencanaan guna menyempurnakan prosedur operasional yang akan disusun.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Ratna Budiono menyambut baik geladi lapang di perusahaan negara tersebut. Inisiatif perusahaan melakukan upaya peningkatan kapasitas karyawan dengan sendirinya membantu tugas pemerintah dalam bidang kebencanaan.
Dengan potensi yang ada, kata Ratna, saat terjadi bencana pihak perusahaan diharapkan dapat melakukan upaya penyelamatan sebelum tim dari pemangku kepentingan diterjunkan. Sedangkan dalam kondisi aman, kemampuan yang ada dapat dialihkan untuk membantu penguatan masyarakat sekitar.
"Kalau obyek vital sementara baru PLTU (yang melaksanakan simulasi). Kalau perusahaan swasta memang ada beberapa. Paling tidak dari rencana kontijensi sudah berjalan," terangnya.
Seperti diketahui, Kabupaten Pacitan merupakan daerah rawan bencana. Ini karena posisi geografisnya berada di bibir Samudera Indonesia dengan panjang pantai 74 kilometer. Selain rawan gempa dan tsunami, wilayah berjuluk Kota 1001 Gua juga sering dilanda banjir dan longsor.(Pur/Riz/Kus)