:
Oleh MC Kabupaten Sleman, Senin, 14 Maret 2016 | 10:46 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 341
Sleman, InfoPublik - Dinas Pasar Sleman mulai mengembangkan bank sampah. Sejak bank sampah dirintis di tahun 2015, program itu baru ada di Pasar Cebongan dan Sleman. Rencana tahun ini akan dikembangkan di Pasar Gamping dan Condongcatur. Dipilihnya lokasi pasar itu, karena para pedagangnya dinilai telah siap, dan didasarkan penilaian Adipura.
"Kami targetkan setiap tahun ada dua pasar yang diberi fasilitas bank sampah. Disini para pedagang sendiri yang menjadi pengurus dibantu petugas kebersihan kami," kata Kepala Dinas Pasar Sleman, Dra Tri Endah Yitnani MSi, Minggu, (13/3).
Dari data di dinas, saat ini ada 41 pasar tradisional. Total produksi sampah di semua pasar mencapai 20 ton per hari. Melihat tingginya volume limbah tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menilai perlu pengelolaan secara mandiri.
Melalui bank sampah ini, limbah yang ada di pasar tradisional dipilah tiap satu minggu sekali. Barang yang sekiranya masih dapat dimanfaatkan kemudian dijual ke pemulung, dan uangnya dikembalikan ke pedagang.
Sementara limbah organik diolah menjadi kompos yang digunakan untuk memupuk tanaman di lingkungan sekitar dinas dan pasar. Namun sejauh ini mesin pencacah sampah baru tersedia di Pasar Cebongan."Alatnya memang masih terbatas, namun sebenarnya bermanfaat karena bisa mengurangi sampah hingga 30 persen," ujarnya.
Dalam kurun satu tahun terakhir, para pedagang yang mengelola sampah di Pasar Cebongan sudah beberapa kali memproduksi pupuk. Per bulan, produksinya rata-rata berkisar 7-8 kilogram.
Menurut Endah, syarat pengadaan bank sampah cukup mudah. Persiapannya hanya lokasi untuk tempat pemilahan sampah, dan wadah untuk menempatkan residu. Pihaknya berharap bank sampah bisa mendapat antusiasme di kalangan pedagang sehingga bisa semakin berkembang.(MC.Sleman/Eyv)