Perekonomian Kalimantan Selatan Tumbuh 3,8 Persen

:


Oleh MC Kalsel, Sabtu, 23 Januari 2016 | 06:52 WIB - Redaktur: Tobari - 710


Banjarmasin, InfoPublik - Pada 2015Q3, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh 3,8%  (yoy), atau meningkat bila dibandingkan dengan 2015Q2 yang tumbuh sebesar 3,14% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan lebih curam dari nasional.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan pada temu pers Kamis (21/1), mengatakan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2015Q3 utamanya didorong oleh perbaikan kinerja sektor tambang, khususnya batubara dari sisi produksi maupun ekspor. 

Sektor pertanian dan sektor PHR yang masih tumbuh relatif stabil juga memberikan andil dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada 2015Q3.

“Dari sisi permintaan konsumsi RT tumbuh melambat sebagai bentuk normalisasi pasca lebaran. Masih lemahnya kinerja sektor yang sifatnya labour intensive (sektor perkebunan dan turunannya) berdampak pada terbatasnya tingkat penghasilan RT dan konsumsi,” jelasnya.

Kinerja ekspor Kalsel pada 2015Q3 mengalami perbaikan, utamanya berasal dari base effect permintaan batubara Tiongkok 2014Q3 lebih rendah.

Investasi Kalsel pada 2015Q3 tumbuh meningkat dari  4,92% (yoy) menjadi 5,32% (yoy), perkembangan ditunjukkan baik dari investasi swasta maupun pemerintah, bangunan maupun non bangunan.

“Pada 2016 ekonomi Kalsel diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0 - 4,2% (yoy). Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2015 tercatat sebesar 5,14%, lebih rendah dari inflasi tahun lalu (2014) yang tercatat sebesar 7,28%,” kata Harymurthy.

Inflasi Kalsel tidak berbeda dengan inflasi merata Kalimantan, namun lebih tinggi dari Nasional . Secara bulan inflasi relative terkendali, lonjakan inflasi yang signfikan hanya terjadi 2 kali, yaitu pada saat lebaran dan puncak tertingginya terjadi justru pada akhir tahun.

Angkutan udara menjadi penyumbang terbesar di Banjarmasin dengan andil 0,48. Di sisi lain, penyumbang tertinggi di Tanjung adalah bawang merah dengan andil 0,36. Inflasi angkutan udara pada Desember  2015 tercatat lebih tinggi dari historisnya.

“Target Inflasi Kalimantan Selatan 2016 masih dalam range 4±1% (yoy) sejalan dengan target inflasi nasional,” ungkapnya.

TPID Kalimantan Selatan telah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dalam rangka menjaga kestabilan inflasi 2015, yang lebih rendah dari inflasi 2014. Melalui koordinasi dan sinergi yang baik antar TPI dan TPID di daerah dan koordinasi antar TPID di daerah, maka pencapaian sasaran inflasi dapat terwujud.

Menurutnya lagi, kinerja kredit perbankan Kalimantan Selatan sampai dengan November 2015 menunjukkan peningkatan dibandingkan September 2015 bersamaan dengan kenaikan DPK pada periode yang sama.

”Pertumbuhan Kredit dan DPK meningkat menjelang akhir tahun. Pertumbuhan kredit ditopang oleh peningkatan kredit perdagangan. Di sisi lain, kredit konsumsi meningkat. Bank Indonesia menurunkan BI Rate pada RDG 13-14 Januari 2016,” katanya. (wln/maulida/toeb)