Plt Gubri dan Pengunjung Dimanjakan Panorama Alam Air Terjun Batang Kapur

:


Oleh Prov. Riau, Senin, 11 Januari 2016 | 09:08 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Pekanbaru, InfoPublik - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau mengunjungi wisata air terjun Batang Kapur, Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu. Namun sebelum mencapai destinasi tersebut, orang nomor satu di Riau ini terlebih dahulu menyempatkan makan siang sambil beristirahat di rumah makan Mandi Angin yang terletak di perlintasan Jalan Raya Tanjung-Tabing yang kebetulan tak jauh lokasinya dengan Kantor Camat di sana.

Selain beristirahat dan sholat, Plt Gubri yang biasa dengan Andi Rachman ini juga berkesempatan bercengkerama dengan warga yang lama menunggu. Kunjungan itu, Andi ditemani sejumlah pejabat, seperti Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Fahmizal Usman, Kadistamben Syahrial Abdi, Karo Humas Setdaprov Riau Darusman termasuk istri Plt Gubri Sisilita.

Kemudian, ada juga sejumlah orang yang menamakan dirinya dengan Kelompok Sadar Wisata.Setiba pukul 14.04 WIB tersebut, perjalanan yang kurang lebih menempuh perjalanan dua jam setengah memang cukup melelahkan. Terlebih akses jalan menuju destinasi tersebut banyak yang rusak.

Padahal sebelum sampai ke air terjun Batang Kapur tersebut, ada dua destinasi unggulan yang juga tak kalah menarik. Yakni air terjun Panisan serta Candi Muara Takus yang sudah mendunia.

Setelah hampir satu jam beristirahat, Plt Gubri dan rombongan lantas melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Batang Kapur menggunakan perahu mesin, melintasi Sungai Kampar melalui Dermaga Perahu yang mengangkut wisatawan lokal menuju destinasi wisata tersebut.

Dengan total delapan perahu mesin yang terbuat dari kayu, pemandu wisata ini ini cukup atraktif. Betapa tidak, karena selama kurang lebih 15 menit perjalanan, harus melalui pusaran arus yang cukup menantang.

Jika tak lihai mengemudikan perahu, pemandu wisata yang diantaranya bertugas mengemudikan perahu mesin bisa-bisa terbalik.Mungkin karena pusaran air sungai, atau bahkan juga karena bebatuan cadas yang tinggi termasuk pecahan batu yang ada di pinggiran sungai.

Di sana pemandu memang harus berhati-hati. Menghindari antara arus deras yang diringi pusaran air dengan bebatuan. Andi Rachman beserta ibu Sisilita tak kalah tegang meski tetap menikmati panorama alam di Sungai Batang Kapur.

Fahmizal, Syahrial Abdi, Darusman yang menaiki perahu berbeda juga turut merasakan keindahan alam Sungai Batang Kapur yang belum dikenal luas masyarakat luar termasuk masyarakat Riau sendiri.

Pepohonan menjulang di atas tebing bebatuan, suara burung, gemercik air sungai yang berkelok-kelok sudah seharusnya menjadi modal untuk dijual, menjadi destinasi wisata unggulan di negeri lancang kuning, bertagline The Home Land of Melayu ini.

Benar saja, tidak lama berselang, tibalah yang dinanti-nantikan. Air terjun Batang Kapur pun terlihat menyapa. Melalui pancaran tiga aliran air dari atas bukit itu pun seakan menghapus rasa penat pengunjung yang sebelumnya menempuh cukup jauh serta infrastruktur jalan menuju yang banyak rusak.

Bahkan tak sedikit pengunjung berteriak menyaksikan air terjun yang langsung jatuh mengalir ke aliran sungai yang benar-benar masih perawan tersebut. Belum ada jamahan tangan manusia di sekitar lokasi air terjun itu, apakah orang berjualan, perumahan warga.

Kecuali hanya ada tebing bebatuan serta hamparan batu di seberang lokasi air terjun, tempat warga beristirahat sejenak. Karena hamparan batunya juga tak begitu luas, pengunjung biasanya banyak memilih menikmati panorama air terjun dari atas perahu.

Tapi dengan arus cukup deras, meski terlihat tenang dipermukaan, pengunjung tidak begitu leluasa untuk berdiri. Karena salah-salah, perahu yang ditumpangi bisa saja terbalik. Pemandu di sini harus tetap selalu waspada mengingatkan kepada wisatawan untuk tetap berhati-hati.

Terlebih mereka yang membawa peralatan elektronik untuk mengabadikan pemandangan alam tersebut. Untuk kedalaman air di sungai itu sendiri menurut pemandu berpluktuatif, mulai kedangkalan mencapai tiga meter sampai kedalaman di atas sepuluh meter. Tak ada wisatawan dipersilahkan menceburkan diri ke sungai untuk menikmati air yang cukup membuat tubuh bergemetar karena dingin. (MC Riau/mtr/Kus)