- Oleh Untung Sutomo
- Jumat, 20 Desember 2024 | 22:29 WIB
: Ilustrasi Wisatawan ada di Pantai (Foto: Dok Kemenpar)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Minggu, 22 Desember 2024 | 18:22 WIB - Redaktur: Untung S - 92
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meningkatkan kewaspadaan terkait potensi bencana hidrometeorologi yang dipicu curah hujan tinggi di beberapa wilayah Indonesia menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025). Curah hujan yang diprediksi masih tinggi hingga akhir 2024 menjadi perhatian khusus, terutama bagi destinasi wisata yang berpotensi terdampak.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi selama periode November hingga Desember menjadi salah satu faktor utama kerawanan bencana di sejumlah daerah.
“Provinsi di Pulau Jawa merupakan destinasi yang memiliki curah hujan yang tinggi. Sejumlah provinsi lain yang disebut berpotensi bencana serupa, khususnya terkait bencana hidrometeorologi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan wilayah Nusa Tenggara,” ucap Hariyanto beberapa waktu lalu.
Sebagai langkah antisipasi, Kemenpar telah menyebarkan surat edaran ke seluruh pemerintah daerah sejak awal Desember 2024. Surat edaran tersebut berisi pedoman penyelenggaraan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Upaya mitigasi kembali diperkuat dengan pengedaran surat terkait risk assessment pada 12 Desember 2024, yang bertujuan mengingatkan kembali langkah-langkah mitigasi di lokasi wisata.
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menambahkan bahwa berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), wilayah Jawa masih menjadi tujuan utama pergerakan wisatawan selama libur Nataru. “Ini memang jadi fokus perhatian kita. Di beberapa destinasi alam terbuka seperti pantai, akan kita pantau terus. Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ni Luh.
Kemenpar mengimbau wisatawan untuk selalu waspada dan memantau informasi cuaca terkini sebelum dan selama berwisata. Koordinasi dengan pihak pengelola destinasi wisata juga penting untuk mengetahui informasi terkini terkait kondisi dan potensi risiko di lokasi.