Program Desa Siap Siaga Tingkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Radikalisme

: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) , Komjen Pol. Eddy Hartono (Biro Perencanaan, hukum dan Humas BNPT)


Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 13 Desember 2024 | 23:51 WIB - Redaktur: Untung S - 100


Jakarta, InfoPublik – Program Desa Siap Siaga yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya radikalisme dan terorisme. Salah satu contoh keberhasilan program itu dapat dilihat di Desa Sukorejo, Kendal, Provinsi Jawa Tengah, yang baru-baru ini ditetapkan sebagai Desa Siap Siaga.

Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, dalam keterangannya menyatakan bahwa program ini selaras dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang mengedepankan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia, serta kerukunan antarumat beragama.

“Masyarakat di Desa Sukorejo kini semakin sadar akan bahaya penyebaran paham radikal dan terorisme. Hal ini sangat sejalan dengan Asta Cita Presiden, yang bertujuan untuk memperkokoh ideologi Pancasila, memperkuat demokrasi, serta menjalin kerukunan beragama,” jelas Eddy dalam acara Ngobrol Bareng Kepala BNPT Desa Siap Siaga yang berlangsung di Desa Sukorejo, pada Jumat (13/12/2024).

Komjen Pol. Eddy Hartono menjelaskan bahwa Desa Siap Siaga adalah bagian dari program prioritas BNPT untuk meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Program itu dirancang untuk memperkuat daya tangkal masyarakat desa terhadap paham radikal dan terorisme, sehingga desa dapat menjadi benteng pertahanan awal terhadap ancaman yang mungkin muncul.

“Desa Siap Siaga berfungsi sebagai wadah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendeteksi dan memitigasi ancaman radikalisasi sejak dini. Dengan program ini, kami berharap ancaman dari paham radikal dapat diminimalisir sebelum berkembang lebih luas,” terang Eddy.

Program itu juga mendapat dukungan penuh dari Anggota Komisi XIII DPR RI, Raja Faisal Manganju Sitorus, yang turut hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, Desa Siap Siaga adalah bentuk kolaborasi antara DPR RI dan BNPT untuk memastikan negara hadir dalam menanggulangi radikalisasi hingga ke pelosok desa.

“Kami sangat mengapresiasi program ini dan berharap Desa Siapsiaga lainnya segera terbentuk dengan baik. Ini adalah langkah konkret untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan radikalisasi,” ujar Raja Faisal.

Sementara itu, Kepala Desa Sukorejo, Sri Maryani, menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam membangun daya cegah dan daya tangkal terhadap radikalisasi. Ia mengajak seluruh warga untuk tetap menjaga kerukunan antarumat beragama dan tidak terjebak dalam paham intoleransi.

“Untuk mencegah perselisihan antar agama, kami meminta masyarakat untuk terus meningkatkan daya tangkal dan daya cegah terhadap kemungkinan terpapar paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” pungkas Sri Maryani.

Desa Siap Siaga bukan hanya sekedar program pencegahan, tetapi juga upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai ancaman yang lebih luas dari radikalisasi dan terorisme. Dengan memberdayakan warga desa untuk memahami dan menangkal paham-paham berbahaya ini, BNPT berharap program itu dapat memperkokoh pertahanan bangsa dari ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Langkah itu juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan kerukunan beragama serta memperkokoh kehidupan sosial yang damai dan harmonis, dengan saling menghargai perbedaan antar umat beragama.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Selasa, 10 Desember 2024 | 23:16 WIB
BNPT-PNM Kolaborasi Gelar Program Deradikalisasi Berkelanjutan
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Minggu, 8 Desember 2024 | 22:53 WIB
Bapanas Serahkan Lima Mobil SPHP untuk Dukung Stabilitas Pangan di Berbagai Provinsi
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Minggu, 8 Desember 2024 | 06:36 WIB
Maksimalkan Potensi Rendang untuk Layanan Haji
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 5 Desember 2024 | 18:35 WIB
Indonesia-Tiongkok Tingkatkan Kolaborasi Pencegahan Terorisme