Tambah Dokter Onkologi di Daerah, Kemenkes Sekolahkan 100 Dokter ke Empat Negara

: Menkes Budi Gunadi Sadikin/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Minggu, 24 November 2024 | 18:41 WIB - Redaktur: Untung S - 15


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia masih kekurangan dokter onkologi. Hal ini menyebabkan penanganan kanker terutama pada anak dan dewasa di Indonesia belum optimal.

“Persoalan terbesar dalam penanganan kanker di Indonesia adalah dokternya, kita tidak punya dokter onkologi yang cukup,” kata Menkes Budi seperti yang dikutip InfoPublik Minggu (24/11/2024).

Menurutnya, kekurangan dokter ini menyebabkan distribusi alat kesehatan ke rumah sakit (RS) di daerah juga terhambat lantaran tidak ada dokter spesialis yang mengoperasikannya.

Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah mengambil langkah berani dengan meluncurkan program fellowship dan mengembalikan kolegium kepada Kementerian Kesehatan.

“Karena kita mau mempercepat program fellowship, sehingga dokter spesialis penyakit dalam bisa melakukan kemoterapi,” kata Menkes Budi.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah dokter yang mampu menangani kanker, sehingga lebih banyak pasien dapat diselamatkan dari bahaya kanker karena penyakitnya ditangani lebih cepat.

Lebih lanjut, Menkes Budi mengatakan pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Tiongkok, India, Jepang, dan Korea untuk mengirimkan 100 dokter setiap tahunnya.

Dokter-dokter ini akan mengikuti program fellowship dalam bidang seperti kardiologi intervensional. Durasi pelatihan berkisar antara enam hingga 24 bulan.

Pemerintah mengambil kebijakan untuk mengirim belajar para dokter ke luar negeri dikarenakan terbatasnya kapasitas pendidikan dalam negeri untuk program fellowship.

Untuk menyukseskan program ini, Menkes Budi mengingatkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, terutama dari kolegium. Tanpa dukungan kolegium, program peningkatan jumlah dokter spesialis yang berkualitas untuk kemoterapi dan intervensi medis akan sulit diwujudkan.

“Bagi sebagian kelompok, upaya ini tidak populer, tapi kita harus ingat 234 ribu orang meninggal setiap tahunnya,” kata Menkes Budi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Senin, 25 November 2024 | 07:53 WIB
RS Harapan Kita Kembangkan Layanan Jantung yang Merata
  • Oleh Putri
  • Minggu, 24 November 2024 | 18:45 WIB
Pemerintah akan Penuhi Alat Kesehatan di RSUD Saiful Anwar
  • Oleh Putri
  • Minggu, 24 November 2024 | 18:43 WIB
Ini Strategi Pemerintah Indonesia Kendalikan Kanker Darah
  • Oleh Putri
  • Minggu, 24 November 2024 | 18:42 WIB
Deteksi Dini Kanker Jadi Bagian Program Skrining Kesehatan Nasional