- Oleh Wandi
- Kamis, 26 Desember 2024 | 12:55 WIB
: Ajang Kepustakaan Islam Award (KIA) 2024 yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat literasi keagamaan di Indonesia. Selain memberikan apresiasi kepada pegiat literasi, acara ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung pengembangan kehidupan beragama yang lebih berkualitas, rasional, dan kontekstual../Foto Wandi/Humas Bimas Islam
Oleh Wandi, Minggu, 24 November 2024 | 11:45 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 284
Jakarta, InfoPublik - Ajang Kepustakaan Islam Award (KIA) 2024 yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat literasi keagamaan di Indonesia. Selain memberikan apresiasi kepada pegiat literasi, acara ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung pengembangan kehidupan beragama yang lebih berkualitas, rasional, dan kontekstual.
Plt. Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki peran penting dalam menciptakan pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai agama. Literasi keagamaan, menurutnya, tidak hanya memperkaya wawasan umat, tetapi juga mendorong terciptanya pemahaman agama yang kontekstual sesuai dengan tantangan zaman.
"Ke depan, kami memiliki komitmen untuk terus memperkuat kegiatan KIA ini dan menjalin kolaborasi dengan Perpustakaan Nasional. Ini adalah tugas bersama untuk memperkuat literasi, baik dalam kehidupan masyarakat maupun keagamaan,” ujar Zayadi.l saat jumpa pers di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional, Andin Bondar menilai bahwa ajang KIA adalah sebuah terobosan baru yang penting untuk mendorong pembudayaan membaca di masyarakat. Ia menyebutkan bahwa literasi dan perpustakaan memiliki peran sentral dalam pembangunan bangsa, terutama dalam meningkatkan keterampilan, menurunkan kemiskinan, dan memperkuat transformasi sosial.
"Perpustakaan bukan hanya menjadi ruang baca, tetapi juga ruang belajar dan pengalaman untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Dengan membaca, kita dapat meningkatkan produktivitas, mendukung moderasi beragama, dan memperkuat kesejahteraan masyarakat,” ungkap Andin.
Andin juga mengungkapkan bahwa Perpustakaan Nasional menargetkan revitalisasi 222.000 perpustakaan dan pengembangan 10.000 ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai pusatliterasi, termasuk di rumah ibadah. Upaya ini diharapkan dapat menjadikan literasi sebagai bagian dari perilaku masyarakat yang berbudaya baca menuju visi Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, Ahmad Zayadi menegaskan bahwa sinergi antara Kemenag dan Perpustakaan Nasional sangat penting untuk menciptakan generasi yang berdaya literasi tinggi, baik dalam konteks keagamaan maupun kehidupan bermasyarakat. “Membaca adalah langkah strategis untuk membangun produktivitas dan moderasi beragama,” tandasnya.
Dengan adanya KIA dan langkah-langkah strategis yang diambil, literasi keagamaan diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan global serta mendukung pembangunan peradaban bangsa yang berkeadaban.