FTBI 2024 Jadi Upaya Melestarikan Bahasa Daerah di Jatim

: Guna memperkuat sikap, memperluas pengetahuan, serta melatih dan mengembangkan sikap positif bagi guru dan siswa SD dan SMP terhadap budaya serta bahasa Jawa dialek Using dan Madura, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Jawa Timur (Foto: Dok Kemendikdasmen)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 12 November 2024 | 17:29 WIB - Redaktur: Untung S - 207


Jakarta, InfoPublik – Dalam rangka memperkuat karakter budaya dan bahasa daerah, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 Provinsi Jawa Timur.

Festival itu bertujuan memperluas pengetahuan serta melatih dan mengembangkan sikap positif guru dan siswa SD dan SMP terhadap bahasa Jawa Dialek Using dan bahasa Madura.

FTBI diikuti oleh 242 peserta, termasuk siswa pemenang tingkat kabupaten, guru pendamping, juri, dan panitia. Acara ini juga dihadiri oleh pemangku kepentingan dari Provinsi Jawa Timur, UPT Kemendikdasmen, dan perwakilan dari kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.

Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam melestarikan bahasa, sastra, dan aksara daerah.

“Melestarikan bahasa daerah adalah tugas bersama. Pemerintah daerah memegang peran utama, sementara pemerintah pusat memfasilitasi dengan kebijakan dan kegiatan pendukung,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Selasa (12/11/2024).

Imam mendorong peserta untuk memanfaatkan media sosial dalam memperkenalkan dan melestarikan bahasa daerah. “Media sosial bisa menjadi sarana efektif untuk mengenalkan bahasa daerah kepada generasi muda. Mari gunakan media sosial untuk menjaga bahasa daerah tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Festival ini juga mengedepankan kreativitas dalam pelestarian bahasa. “Kami ingin menekankan bahwa pelestarian bahasa daerah harus inovatif. Kegiatan seperti lomba menulis cerita pendek, puisi, atau komedi tunggal berbahasa daerah dapat memicu kreativitas,” jelas Imam.

Sebagai kelanjutan, Imam mengumumkan bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) akan diadakan pada Februari 2025 untuk memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional. “Kami akan mengundang 28 pemenang dari setiap provinsi untuk berpartisipasi. Ini ajang bergengsi bagi generasi muda untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap bahasa ibu,” tambahnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Umi Kulsum, menuturkan bahwa FTBI melombakan tujuh kategori: cerita pendek, puisi, komedi tunggal, menulis aksara daerah, mendongeng, pidato, dan menembang dalam bahasa Jawa Dialek Using dan bahasa Madura. “Festival ini memberi anak-anak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa daerah, bagian dari warisan budaya kita,” kata Umi.

Umi menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk meningkatkan kualitas acara ini, termasuk kerja sama dengan dinas pendidikan, komunitas, dan universitas. “Kami telah melakukan koordinasi dengan tujuh kabupaten, melibatkan kepala dinas pendidikan untuk mendukung pelestarian bahasa daerah,” jelasnya.

Plt. Kepala Biro Organisasi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Budi Raharjo, menekankan bahwa melestarikan bahasa daerah adalah tanggung jawab bersama. “Bahasa daerah adalah identitas budaya yang harus dijaga. Teknologi membawa dampak besar, tetapi kita harus melindungi bahasa daerah dari ancaman kepunahan,” ujarnya.

Budi mengingatkan bahwa bahasa daerah mendukung perkembangan sastra dan budaya lokal. “Pemerintah telah menyediakan regulasi, seperti UU Nomor 24 Tahun 2009 dan PP Nomor 57 Tahun 2014, untuk melindungi bahasa daerah,” ungkapnya.

Budi berharap kegiatan ini menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah. “Pelajari dan gunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan bahasa daerah hanya menjadi kenangan. Sebagai penerus, kita harus menjaga kebanggaan terhadap identitas budaya kita,” tutupnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Senin, 23 Desember 2024 | 14:06 WIB
Wamendagri Imbau Pemda Waspadai Kenaikan Harga Komoditas Jelang Nataru
  • Oleh Untung Sutomo
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:55 WIB
Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025: Inovasi, Keberlanjutan, dan Budaya Lokal
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:53 WIB
Kemendikdasmen Gelar Refleksi Akhir Tahun, Mantapkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:44 WIB
Kemendikbudristek Raih Peringkat Kedua Nasional dalam Pengawasan Kearsipan 2024
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 18:16 WIB
Kemendikdasmen Perkuat Akses Pendidikan Setara bagi Semua Anak Indonesia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 18:13 WIB
Kemendikdasmen Gelar Seminar Kolaborasi Penguatan Karakter Generasi Emas di Bandung
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 18:08 WIB
Kemendikdasmen Dorong Integrasi AI dan Coding dalam Kurikulum SMK