- Oleh Wandi
- Kamis, 26 Desember 2024 | 07:32 WIB
: Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI melakukan pertemuan dengan
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 11 November 2024 | 09:12 WIB - Redaktur: Untung S - 420
Bandung, InfoPublik – Dalam kunjungan reses di Bandung, Minggu (10/11/2024), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, melalui Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Jawa Barat, Agita Nurfianti, bertemu dengan “pahlawan” seni dan budaya Indonesia, Tim Muhibah Angklung. Tim itu terus mengharumkan nama Indonesia melalui misi budaya internasional meski dengan tantangan finansial yang berat.
Dalam keterangannya, Agita menyampaikan apresiasi besar atas dedikasi Tim Muhibah Angklung yang telah membawa keindahan seni Indonesia ke berbagai negara. “Meski dengan dana minim, Tim Muhibah Angklung tetap gigih mengharumkan nama bangsa. Ini patut diapresiasi dan didukung penuh,” ujar Agita, dalam keterangan tertulisnya Senin (11/11/2024).
Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana M. Syuhada, menjelaskan bahwa tim telah melaksanakan misi budaya di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Australia, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Pada 2024, mereka tampil di Portugal, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, memperkenalkan budaya Indonesia dengan musik angklung yang diiringi tarian tradisional dari berbagai daerah seperti Batak, Minangkabau, Betawi, Bali, dan Papua.
“Budaya kita sangat kaya. Tim Muhibah Angklung tidak hanya memainkan angklung, tetapi juga mengombinasikan seni musik dan tarian dari seluruh Nusantara. Penonton dunia sangat menghargai usaha kami,” kata Agita. Bahkan, pada Pre-Journey Concert di Bandung sebelum misi budaya 2024, Agita dan keluarganya merasa terharu melihat semangat Tim Muhibah Angklung.
Sebagai bagian dari upaya memperkenalkan seni dan budaya, Tim Muhibah Angklung juga memproduksi film dokumenter yang telah ditonton oleh sekitar 4.700 siswa di Bandung dan Cimahi dalam program Nonton Bareng (Nobar). Film ini bahkan masuk nominasi Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2024. “Program ini sangat efektif untuk pendidikan karakter. Anak-anak jadi lebih semangat belajar, berlatih, dan pantang menyerah,” ujar Maulana.
Setelah Nobar, banyak sekolah mulai tertarik membentuk grup angklung, dan para guru serta orang tua bertanya tentang cara membeli alat musik angklung dan mengundang pelatih. Agita mengapresiasi inisiatif ini karena mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa.
Maulana juga mengumumkan penyelenggaraan Angklung Fest, festival yang melibatkan kategori unik, seperti anak-anak, perempuan, difabel, dan lansia. Kompetisi ini bertujuan memperluas partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya.
Meski telah mencapai kesuksesan internasional, Maulana mengungkapkan bahwa tim masih menghadapi kendala finansial besar, dengan tunggakan sebesar Rp850 juta. Biaya paling besar berasal dari tiket pesawat, yang harus mereka hemat dengan melakukan perjalanan darat berisiko. “Kami bahkan pernah menyeberangi salah satu padang pasir terbesar di dunia menggunakan bus untuk menghemat biaya,” kenangnya.
Agita berharap, persoalan ini dapat diatasi dengan bantuan dari pihak-pihak terkait. “Saya berkomitmen untuk membantu menjembatani kebutuhan Tim Muhibah Angklung dan mencari solusi terbaik bersama,” kata Agita.