Menkes Ajak Sektor Swasta Bangun Ekosistem Radiofarmaka untuk Pengobatan Kanker

: Menkes Budi saat peresmian pabrik radioisotop PT Global Onkolab Farma/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 06:30 WIB - Redaktur: Untung S - 64


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak sektor swasta untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem radiofarmaka yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pengobatan penyakit kanker di Indonesia. Ajakan ini disampaikan dalam peresmian pabrik radioisotop milik PT Global Onkolab Farma, yang menjadi bagian penting dari pengembangan ekosistem tersebut.

Dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik, Jumat (18/10/2024), Menkes Budi menyatakan bahwa radioterapi adalah sebuah ekosistem yang terdiri dari berbagai elemen, termasuk PET Scan, SPECT CT, LINAC, Brachytherapy, radiofarmaka, dan siklotron. Menurutnya, seluruh elemen tersebut harus tersedia dan terintegrasi untuk memberikan layanan yang optimal kepada pasien.

"Kami membutuhkan dukungan sektor swasta untuk mewujudkan ekosistem ini dengan cepat. Ini mencakup infrastruktur, peralatan medis, hingga transportasi yang mendukung distribusi radiofarmaka," ujar Budi.

Radiofarmaka sendiri adalah isotop radioaktif (radioisotop) yang digunakan dalam sediaan farmasi untuk aplikasi medis, terutama dalam diagnostik dan terapi kanker. Seiring dengan kemajuan teknologi medis, penggunaan radiofarmaka telah menjadi salah satu solusi efektif dalam bidang kedokteran nuklir untuk mendeteksi dan mengobati penyakit kanker.

Menkes Budi juga mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya akses masyarakat terhadap layanan PET Scan. Saat ini, hanya ada tiga fasilitas di Indonesia yang menyediakan layanan PET Scan dengan radiofarmaka, yang berdampak pada panjangnya waktu tunggu dan memaksa sebagian pasien untuk menjalani pengobatan di luar negeri.

"PET Scan bukanlah inovasi baru dalam dunia kesehatan. Singapura memiliki 17 rumah sakit dengan layanan PET Scan, sedangkan Malaysia memiliki 20 rumah sakit. Kami berencana menambah 18 unit PET Scan yang akan tersebar di 16 provinsi di Indonesia," jelas Budi.

Selain memperluas akses diagnostik, Menkes juga mendorong penggunaan radiofarmaka untuk pengembangan teranostik, yaitu kombinasi diagnosis dan terapi, yang dianggap sebagai pendekatan masa depan dalam pengobatan kanker.

Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menambahkan bahwa upaya penyembuhan kanker yang ada saat ini, seperti terapi hormon, kemoterapi, imunoterapi, hingga operasi, masih belum memadai untuk beberapa jenis kanker yang sulit diobati.

“Kami berharap penggunaan radiofarmaka dan radioterapi dapat memberikan alternatif yang lebih spesifik dan efektif, terutama untuk kanker yang sulit diobati," kata Taruna.

Dengan adanya pabrik radioisotop baru ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat pengembangan ekosistem radiofarmaka dan menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita kanker di seluruh negeri.

 

Berita Terkait Lainnya