- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 22 November 2024 | 05:39 WIB
: Dirjen IKP Kominfo Prabu Revolusi (cuplikan YouTube Ditjen IKP Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 19 Oktober 2024 | 06:56 WIB - Redaktur: Untung S - 272
Jakarta, InfoPublik – Perusahaan media dan jurnalis televisi didorong untuk segera beradaptasi dengan transformasi media di era digital. Tantangan disrupsi digital yang kini menyebabkan arus belanja iklan (advertising expenditure/Adex) lebih besar mengalir ke platform digital daripada media televisi menjadi alasan utama perlunya perubahan cepat.
“Kita harus berbuat sesuatu untuk memastikan pers tetap hidup, hanya formatnya yang perlu disesuaikan. Televisi dan jurnalisnya harus beradaptasi dengan transformasi media,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Prabu Revolusi, dalam acara Apresiasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) 2024, dengan tema "Jurnalisme Televisi Menumbuhkan Optimisme Mewujudkan Indonesia Maju", di Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Menurut Prabu, berdasarkan data yang dihimpun Kominfo, saat ini 64 persen dari belanja iklan mengalir ke platform digital, sedangkan hanya 36 persen yang terbagi antara media televisi, online, dan cetak. Ini menjadi tantangan besar bagi media televisi untuk tetap bersaing dan beradaptasi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen untuk melindungi keberadaan pers di Indonesia melalui berbagai inisiatif. “Trennya akan terus meningkat, tetapi kita sepakat bahwa negara harus hadir untuk memastikan pers sebagai pilar keempat demokrasi tetap hidup di negeri ini,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Kominfo tengah mengkaji regulasi yang dapat membantu media bertahan dan berkembang dengan solusi yang lebih menyeluruh melalui pendekatan ekosistemik. Salah satu perubahan signifikan adalah pembentukan Direktorat Ekosistem Media dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian Kominfo, yang diharapkan mempercepat proses adaptasi media di Indonesia.
“Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar proses ini berjalan secepatnya,” tambah Prabu.
Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya, juga mengingatkan bahwa tantangan itu tidak bisa diabaikan, terutama dengan semakin banyaknya perusahaan media televisi yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan karena kesulitan mendapatkan iklan.
Agung berharap para jurnalis televisi dapat berinovasi dalam mengemas berita agar lebih menarik dan kompetitif dibandingkan konten yang dibuat di platform media sosial.
“Publik saat ini tidak hanya mencari berita biasa, mereka membutuhkan berita yang lebih mendalam. Ini adalah tantangan bagi kita semua,” katanya.
Agung juga memberikan apresiasi kepada jurnalis yang berpartisipasi dalam acara Apresiasi IJTI 2024, di mana lebih dari 300 karya liputan terbaik telah dikirimkan oleh para jurnalis televisi.
“Apa yang dilakukan oleh IJTI sangat kami hargai. Dalam situasi yang penuh keterbatasan, para jurnalis tetap mampu menghasilkan karya-karya luar biasa,” pungkas Agung.