- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 21 November 2024 | 15:30 WIB
: Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Profesor (Prof) Indi Dharmayanti didampingi Ketua dan Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI), Dr. dr. Rahyussalim saat memberikan keterangannya kepada media pada Kamis (17/10/2024)/ foto: Fajri InfoPublik
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 17 Oktober 2024 | 11:25 WIB - Redaktur: Untung S - 361
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) untuk meningkatkan riset dalam pengembangan pengobatan regeneratif menggunakan sel punca (stem cell). Kolaborasi strategis itu bertujuan untuk mempercepat inovasi terapi medis masa depan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Prof. Indi Dharmayanti, dalam acara Collaborative Seminar and Workshop Series BRIN-ASPI 2024 bertajuk "Regenerative Medicine Breakthrough: Pioneering the Path to The Future of Cell and Cell-derived Therapy" di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).
Prof. Indi menegaskan bahwa terapi sel punca merupakan alternatif pengobatan masa depan yang sangat potensial. "Kolaborasi dengan ASPI ini adalah langkah penting dalam mempercepat pengembangan terapi sel di Indonesia. Terapi sel punca merupakan pengobatan masa depan yang telah dilakukan selama tiga tahun, dan kami akan terus meningkatkannya," ujar Prof. Indi.
Seminar itu dihadiri oleh ilmuwan, peneliti, dan praktisi kesehatan dari berbagai sektor, termasuk industri, yang bertujuan untuk mendorong terobosan dalam pengobatan regeneratif. Teknologi berbasis sel punca dipandang sebagai masa depan medis karena potensinya dalam memperbaiki jaringan dan organ yang rusak, serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis.
Menurut Prof. Indi, stem cell merupakan terobosan baru dalam pengobatan regeneratif yang memberikan harapan lebih baik dibanding pengobatan konvensional. "Pengobatan ini terkait erat dengan precision medicine dan teknologi medicine 5.0, yang mampu menyelesaikan masalah kesehatan yang sulit diatasi dengan metode konvensional," ujarnya.
Ketua ASPI, Dr. dr. Rahyussalim, juga menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi momen penting untuk mempertemukan berbagai ahli dan praktisi guna membahas perkembangan serta peningkatan riset terkait stem cell. "Kerja sama ini mencerminkan pendekatan pentahelix yang melibatkan akademisi, klinisi, pemerintah, dan mitra industri. Saat ini kita sudah memasuki era medicine 4.0, dan sel punca dipersiapkan untuk menghadapi medicine 5.0, yakni pengobatan regeneratif," jelas Dr. Rahyussalim.
Kolaborasi antara BRIN dan ASPI diharapkan dapat memperluas jaringan penelitian serta meningkatkan riset di bidang sel punca di Indonesia. Terobosan ini diharapkan akan membawa dampak signifikan bagi dunia kesehatan nasional, dengan target jangka panjang berupa penerapan terapi regeneratif yang lebih luas untuk berbagai penyakit yang sulit diobati.
Kedua pihak menyatakan bahwa pengobatan berbasis stem cell telah memasuki tahap pengujian dan pengaplikasian, dengan harapan dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah juga diharapkan memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan pengobatan regeneratif ini agar dapat diterapkan secara luas di semua lapisan masyarakat.
Dengan dukungan riset yang kuat, terapi sel punca berpotensi menjadi solusi bagi berbagai masalah kesehatan yang belum terpecahkan, membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam pengembangan pengobatan regeneratif.