- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 24 Desember 2024 | 22:52 WIB
: Menteri LHk Siti Nurbaya melakukan Peresmian Lima Persemian berskala besar (Humas KLHK)
Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 16 Oktober 2024 | 06:07 WIB - Redaktur: Untung S - 350
Jakarta, InfoPublik – Persemaian Liang Anggang (PLA) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi dibuka bersamaan dengan empat persemaian skala besar lainnya, yaitu Persemaian Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Persemaian Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Persemaian Likupang di Sulawesi Utara, dan Persemaian Toba di Sumatra Utara.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya mengatakan bahwa peresmian persemaian ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta adanya realisasi konkret terkait luas areal penanaman pohon dan hasil pemulihan lahan.
"Catatan kritis dari Bapak Presiden kepada kami di KLHK adalah bahwa menanam pohon harus jelas hasilnya dan berapa luas area yang ditanam. Ini bukan sekadar tentang menanam satu juta atau satu miliar pohon. Harus ada realisasi konkret mengenai luasan yang telah ditanam dan hasil yang dicapai dari pemulihan tersebut," ungkap Siti Nurbaya dalam keterangannya terkait peresmian pada Selasa (15/10/2024).
Peresmian dengan metode hibrid itu dihadiri oleh Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar, perwakilan Kementerian PUPR, Direktur Utama PT. Adaro Garibaldi Tohir, jajaran Pemerintah Daerah setempat, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK di Kalimantan.
Menurut Siti Nurbaya, program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) telah mengalami proses evolusi, terutama dalam pendekatan target, dari yang awalnya berdasarkan jumlah bibit yang ditanam, menjadi jumlah luasan area yang berhasil ditanami. Ia menegaskan bahwa kejelasan luasan area yang berhasil ditanam adalah pendekatan yang lebih tepat, berdasarkan pengalaman dari 2015 hingga 2023.
“Gambaran dari monitoring hutan dan deforestasi tahun 2022-2023 menunjukkan, menurut Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), bahwa citra satelit telah menunjukkan adanya hutan-hutan baru yang muncul dari hasil penanaman pohon atau RHL setelah lima hingga enam tahun penanaman,” jelasnya.
Lebih lanjut, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa pembangunan PLA merupakan hasil kolaborasi melalui Skema Public-Private Partnership (PPP). Kerjasama ini melibatkan KLHK dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air (BWS Kalimantan III) untuk penyediaan air, dan PT. Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi area produksinya.
“Arahan Bapak Presiden menyatakan bahwa sudah saatnya pola kerja PPP diterapkan di seluruh Indonesia untuk mencapai Indonesia yang pulih dan lebih baik lingkungan hidupnya. Ini menjadi perhatian global bahwa pelestarian alam adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan sektor swasta,” tambah Menteri LHK.
Siti Nurbaya juga menekankan bahwa pembangunan Persemaian Skala Besar merupakan paradigma baru yang menggabungkan pola pembibitan beragam jenis bibit, yang biasa dilakukan pemerintah melalui Persemaian Permanen, dengan pembibitan skala besar yang umumnya diterapkan oleh Hutan Tanaman Industri (HTI).
“Pemerintah belajar dari perusahaan-perusahaan besar HTI untuk mendapatkan pola baru yang mengkombinasikan skala besar dan berbagai jenis tanaman,” tutup Menteri LHK.