Produksi Vaksin Dalam Negeri Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional

: Menkes Budi Gunadi Sadikin meresmikan fasilitas produksi vaksin Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Kamis, 12 September 2024 | 22:09 WIB - Redaktur: Untung S - 221


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya ketahanan kesehatan nasional saat meresmikan fasilitas produksi vaksin Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor.

Belajar dari pengalaman peneliti Universitas Airlangga (Unair) yang berhasil menciptakan vaksin Merah Putih, Menkes Budi menyatakan bahwa dibutuhkan berbagai jenis vaksin untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional.

“Saya kagum sekali bahwa Unair bisa membuat vaksin. Sejak itu, kita menyadari bahwa vaksin ini penting dan enggak boleh hanya satu. Ketahanan kesehatan kita, kalau satu, itu akan kurang,” kata Menkes Budi melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Kamis (12/9/2024).

Lanjutnya, perubahan iklim yang terjadi saat ini memungkinkan terjadinya perubahan pola transmisi patogen, seperti jamur, bakteri, dan virus, dari hewan ke manusia.

Karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan vaksin untuk mengantisipasi pandemi yang disebabkan oleh transmisi patogen. Menkes Budi mengatakan biotis dikaruniai kemampuan untuk memahami mengenai patogen-patogen yang ada di hewan.

"Itu adalah competitive advantages, jadi sudah tahu patogen apa yang ada di hewan. Sehingga, nanti kalau patogennya loncat ke manusia, bikin vaksin seharusnya bisa lebih bagus,” kata Menkes saat peresmian Rabu (11/9/2024).

Berbagai program penelitian dan pengembangan berbagai jenis vaksin sangat penting untuk mendukung ketahanan kesehatan. Untuk itu, pemerintah melalui berbagai program terus mendorong agar penelitian terkait vaksin senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terkini.

“Nah, research capabilities ini harus di-utilizing all the latest technology. Sehingga, keahlian dan kompetensi para ahli virus bisa lebih banyak di Indonesia. Sehingga, kalau nanti ada pandemi baru, kita bisa lebih siap memproduksi," kata Menkes Budi.

Mengenai perkembangan penelitian dibidang kesehatan, ia mencontohkan perkembangan pengobatan kanker, mulai dari terapi onkologi, kemoterapi, radioterapi, hingga imunoterapi.

Menurutnya, metode imunoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker merupakan salah satu hal yang patut diteliti oleh para peneliti dan industri vaksin untuk mengembangkan vaksin kanker di masa depan.

“Jadi, kalau Biotis nanti bisa berkembang menggunakan platform ini, bukan hanya untuk melawan patogen, tapi juga melawan kanker, maka Biotis bisa menjadi game changer. Dengan kompetensi yang ada, yang di-build dari sekarang,” ujar Menkes Budi.

Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyampaikan fasilitas produksi vaksin yang diresmikan merupakan wujud komitmen PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia dalam mendukung transformasi kesehatan nasional.

Ia menjelaskan, PT Biotis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur dan Unair telah mengajukan penelitian kepada Kementerian Pendidikan, Riset, dan Tekhnologi (Kemendikbudristek) dan sudah disetujui.

"Jadi pendanaan terkait penelitian vaksin dilakukan dengan berkolaborasi bersama Unair dan Kemendikbudristek. Jika vaksin-vaksin tersebut telah teruji secara klinis, pendanaannya akan kami kolaborasikan dengan Kemenkes,” jelas FX Sudirman.

Ia juga menjelaskan vaksin Merah Putih atau INAVAC, hasil kerja sama antara Biotis dan Unair, telah berhasil menginspirasi dan mendorong produksi vaksin dalam negeri.

Selain itu, dalam kolaborasi lain dengan Unair, Biotis juga sedang mengembangkan vaksin rotavirus multi-strain untuk mencegah diare akut pada anak-anak, yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Program imunisasi rutin di Indonesia mencakup 14 jenis antigen, diantaranya adalah BCG, Hepatitis B, Difteri ,Tetanus, Pertussis, Hib, OPV, IPV, JE, Measles, Rubella, Rotavirus, PCV dan HPV.

Dari 14 antigen imunisasi rutin, empat antigen yang belum dapat diproduksi di dalam negeri adalah: Measles, Rubella, Rotavirus, dan JE.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 07:30 WIB
Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria
  • Oleh Putri
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 07:00 WIB
Museum Nasional Indonesia Kembali Dibuka
  • Oleh Putri
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 06:25 WIB
Transformasi SDM Kesehatan, Kemenkes Benahi Pendidikan Kedokteran
  • Oleh Putri
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 06:16 WIB
Siklus PMK Dorong Pemajuan SDM Unggul
  • Oleh Putri
  • Minggu, 13 Oktober 2024 | 06:00 WIB
Kemenko PMK Apresiasi Kegiatan Hari Guru di Bangkalan