Mendikdasmen Abdul Mu'ti Bahas Pengembangan Pendidikan dengan Direktur SEAMEO

Jakarta, InfoPublik – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, terdapat visi misi atau program prioritas Indonesia yang disebut Asta-Cita.

Salah satu fokus utama dari Asta-Cita adalah memperkuat pembangunan sumber daya manusia melalui sektor sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, serta peningkatan prestasi olahraga, kesetaraan gender, penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan hal ini saat menerima kunjungan Direktur Sekretariat SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization), Datuk Habibah Abdul Rahim, di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, pada Minggu (19/1/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu’ti menekankan bahwa Kemendikdasmen sedang fokus mengembangkan pendidikan di Indonesia, dengan memperkuat pendidikan karakter serta STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), yang diharapkan dapat menciptakan generasi yang unggul.

Selain itu, Kemendikdasmen juga berkomitmen pada wajib belajar 13 tahun, peningkatan kapasitas guru, serta perhatian khusus terhadap pendidikan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Menteri Mu’ti juga menambahkan pentingnya memastikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus agar mendapatkan akses pendidikan yang sama.

Salah satu program utama Kemendikdasmen yang dijalankan adalah Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan Generasi Emas 2045. Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi sejak dini oleh anak-anak Indonesia, yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.

“Kebiasaan ini diharapkan dapat mengubah anak-anak Indonesia dari kegiatan yang selalu berfokus pada gawai, yang mempengaruhi pola interaksi, karakter, dan kesehatan mental generasi muda,” jelas Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Datuk Habibah Abdul Rahim, Direktur Sekretariat SEAMEO, juga menyampaikan dukungannya terhadap program Pemerintah Indonesia. Salah satu peluang kerja sama yang dibahas adalah program SEA-PLM (Southeast Asia Primary Learning Metrics), yang merupakan program regional untuk evaluasi pembelajaran skala besar dan pengembangan kapasitas di Asia Tenggara. Program ini, yang dibentuk bersama oleh UNICEF East Asia and Pacific Regional Office (UNICEF EAPRO) dan SEAMEO, juga didukung oleh ASEAN Secretariat melalui ASEAN-Korea Cooperation Fund (AKCF). “SEA-PLM tidak hanya untuk penilaian keterampilan, tetapi juga penilaian literasi dan numerasi anak-anak sekolah di Indonesia,” ujar Datuk Habibah.

Selain itu, Datuk Habibah mengusulkan kerja sama melalui SEA DREAM, sebuah program untuk memajukan kolaborasi ilmiah dan kepemimpinan penelitian di Asia Tenggara, dengan fokus pada ancaman kesehatan, termasuk penyakit menular, perubahan iklim, kesehatan mental, dan sistem kesehatan.

Datuk Habibah juga mengundang Mendikdasmen untuk hadir dalam pertemuan rutin dua tahunan Menteri Pendidikan negara anggota SEAMEO yang akan dilaksanakan di Brunei Darussalam pada Juni 2025. Pertemuan ini memberikan kesempatan untuk membahas dan menetapkan program kerja yang sedang berlangsung dan akan datang guna menghasilkan rekomendasi kerja sama SEAMEO di masa depan.